Bermodal Kreativitas, Kika Dapat Mengatasi Kekurangan Modal untuk Mengembangkan Usaha Keramik
Tak punya dukungan finansial yang besar, Fransisca Puspitasari atau Kika yakin dan nekat membuat Kaloka Pottery bermodal ide dan kreativitas.
Editor: Sugiyarto
Lalu, bagaimana cara Kika memasarkan produknya dengan modal terbatas?
Pre-order (PO) menjadi kuncinya, menurut Kika.
Dia juga menawarkan produknya ke hotel-hotel dan media sosial.
"Mau bikin website tapi ora duwe duit, jadi pakai Instagram saja," ungkapnya.
Penggunaan Istagram dan memaksimalkan tagar, menjadi pintu para pelanggan mulai melirik Kaloka.
Lama-kelamaan mulai banyak pemesan dan mereka juga mengunggah produk-produk Kaloka ke media sosial.
Setelah itu, Kika menghadapi masalah baru, yaitu sulitnya menemukan pengrajin yang mau bergabung dengan Kaloka.
"Karena saat itu Kaloka merek baru, pengrajin sulit diajak ikut. Kami memiliki standar ukuran yang berbeda, sedangkan perajin punya pandangan yang berbeda soal karya," katanya.
Kini, Kaloka Pottery telah memiliki sembilan orang yang berada di studio dan 10 perajin.
Semua produk keramik di sini dibuat menggunakan tangan atau handmade.
Kaloka memiliki beberpa tema produk yang unik, misalnya edisi anomali dan petal.
"Anomali tercipta karena gagal bakar lima kali, di mana hasilnya agak keriting. Jadi tidak sengaja," aku Kika, sang pemilik saat menemukan edisi anomali.
Sedangkan edisi petal merupakan perpaduan keramik dan goresan kuas.
"Kami melakukan cukup banyak uji coba dan akhirnya menemukan goresan dan warna yang sesuai," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.