Asisten 2 Pemkot Makassar Sempat Berfikir Ini Akhir Hayatnya, Ini yang Dilakukannya
Ibu Ira panggilan akrabnya tak kuasa menahan tangis haru sembari bersyukur selamat dari musibah gempa bumi dan tsunami di Palu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Asisten 2 Pemkot Makassar, Sittiara Kinang menangis saat Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menjenguk di kediamannya, Graha Hasira Permai, Senin (1/10/2018).
Danny yang baru turun dari mobil dinasnya langsung didatangi Sittiara.
Ibu Ira panggilan akrabnya tak kuasa menahan tangis haru sembari bersyukur selamat dari musibah gempa bumi dan tsunami di Palu.
“Begitu saya mendapat kabar gempa dan tsunami di Palu, saya langsung diberitahu bahwa Asisten 2 berada di tempat. Saya kemudian berupaya mencari kontak yang bisa dihubungi dan akhirnya berhasil berkomunikasi menanyakan kabar terakhir di sana,” kata Danny.
Danny kemudian mengirim tim khusus untuk mengevakuasi Sittiara hingga kembali ke Makassar dengan selamat.
Sittiara menceritakan dengan detail seluruh peristiwa yang dialaminya di hadapan orang nomor satu Makassar tersebut.
Ira mengatakan bencana di Palu terjadi saat ia hendak melaksanakan salat magrib.
Baca: Gempa Bumi di Sulteng, Lebih dari 1.700 Rumah di Palu Rusak Parah
“Setelah wudhu, saya berjalan mengambil mukenah. Tiba-tiba saja hotel bergoyang keras kurang lebih satu menit. Saya berteriak ya Allah, Astagfirullah, Subhanallah. Beberapa perabotan mulai berjatuhan saya pun akhirnya duduk berpegangan di lantai," tutur Ira.
"Saya sempat berfikir mungkin inilah akhir hayatku, saya lalu mengucapkan dua kalimat syahadat,” cerita Ira sembari mempraktekkan sebagaimana kejadian dalam hotel Mercure tempatnya menginap.
Sesaat kemudian, Ira lalu membuka pintu kamarnya untuk menyelamatkan diri.
Ia melihat dinding-dinding hotel telah banyak yang runtuh, dan tak ada lagi tangga yang bisa dipakai untuk menyelamatkan diri.
Ira bersama korban lainnya kemudian berusaha turun melalui jendela kecil dengan bergelantungan pada sebuah pipa.
“Tapi tangan saya terlepas hingga terjatuh. Kepala saya terbentur dan berdarah. Saya mencoba meraba ternyata lukanya parah sampai telunjuk saya masuk. Sesorang kemudian membalut kepala saya dengan bajunya. Tiba-tiba air dengan keras menghantam kaca-kaca dan dinding hotel. Kita berusaha naik kembali tapi tidak ada lagi tangga,” kata Ira lagi menceritakan suka dukanya.
Lanjutnya, mereka beruntung karena dinding hotel masih kuat menahan air sehingga tidak mengakibatkan kondisi semakin parah.
Pasca kejadian, Sittiara mengaku bersyukur dan merasa lega setelah mendapat telepon dari Wali Kota Makassar, hingga akhirnya diselamatkan dan bisa kembali ke Makassar.