Dipameri Batik Bathok Bulo, Ini Kata Wawali Salatiga
Bertepatan Hari Batik Nasional, Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris menerima kunjungan sekaligus audiensi perajin batik asal Noborejo
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Bertepatan Hari Batik Nasional, Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris menerima kunjungan sekaligus audiensi perajin batik asal Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, Selasa (2/10/2018).
Rombongan diterima Haris di ruang kerjanya.
Oleh Sri Mulyani, Haris beserta beberapa pejabat di Lingkungan Pemkot Salatiga dipamerkan –diperlihatkan—batik hasil karyanya bersama masyarakat Noborejo.
Batik itu dinamainya Batik Bathok Bolu.
Menurut Mulyani, motif batik yang digunakannya itu diperoleh dari buku peninggalan leluhur Noborejo Kota Salatiga yang dimilikinya.
Setelah dibaca dan dipelajari, ada yang menarik di dalam buku tersebut. Kemudian dia implementasikannya melalui motif batik.
“Kata Bolu itu sebenarnya singkatan dari Nobo Telu. Maksudnya adalah Nobo Wetan, Nobo Tengah, dan Nobo Kulon."
"Lalu pada motifnya ada perpaduan bunga melati. Kami pilih bunga tersebut sebagai bentuk menjaga kearifan lokal, bagian sejarah,” urainya.
Dia menerangkan, bunga melati itu sebagai simbol apabila Noborejo memiliki pasar melati.
Di motif lain juga ada perpaduan bentuk daun ocen-ocen. Itu adalah daun yang cukup banyak dan mudah dijumpai di wilayah Noborejo.
“Ini sedang kami terus kembangkan. Kami bersama masyarakat setempat, ingin batik Bathok Bolu ini bisa semakin dikenal. Dan dari situ tentunya dapat mengangkat perekonomian masyarakat di Noborejo,” ucap Mulyani.
Adapun tujuan dia bersama beberapa perwakilan masyarakat menemui pimpinan pemerintahan di Pemkot Salatiga yakni meminta bantuan pemerintah untuk dapat ikut serta mempromosikan hasil kreasi masyarakat yang sedang dirintis pada tahun ini.
“Terutama kami tadi sampaikan meminta pemerintah untuk membantu mematenkan motif-motif batik yang kami miliki itu. Sebagai ciri khas di Noborejo."
"Sebagai bagian dari implementasi kepedulian dan komitmen menjaga kearifan lokal di masyarakat kami, khususnya di Noborejo,” terangnya.
Terpisah, mendengar beragam uraian tentang batik Bathok Bolu itu, Haris tertarik untuk membeli serta memakai batik tersebut.
Setidaknya secara tidak langsung pula ikut serta menyosialisasikan, memamerkan, maupun mempromosikan batik khas Noborejo tersebut.
“Akan saya pakai batik itu di saat kegiatan-kegiatan formal baik di internal Pemkot Salatiga. Termasuk juga ketika ada tugas kedinasan di luar Salatiga."
"Kami juga akan bantu sesuai yang diharapkan mereka, kami bantu untuk mengurus hak ciptanya,” terang Haris.
Bahkan, tanpa menanti instruksi, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) Kota Salatiga Sri Joko Nurhadi menyatakan siap serta komitmennya untuk membantu pengurusan hak paten sekaligus berkoordinasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Salatiga.
“Tidak hanya terkait hak paten motif batik Bathok Bolu itu, kami akan coba bantu bersama dinas terkait untuk mengurus juga perizinan home industrinya."
"Segera kami laksanakan. Setelah itu, kami akan bantu berupa pendampingan dalam pengembangannya,” terang Sri Joko. (*)