Disdik Pekanbaru Perintahkan Razia di Kantin Sekolah Menyusul 56 Siswa SMP Sayat Tangan
Selain meminta sekolah agar segera melakukan sweping ke kantin sekolah, pihaknya juga meminta kepada pihak sekolah untuk rutin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Syaiful Misgiono
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Menindaklanjuti temuan puluhan siswa SMP yang menyayat tanganya setelah meminun minuman berenergi, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru langsung mengeluarkan surat edaran.
Surat edaran tersebut berisi instruksi kepada seluruh Kepala Sekolah baik SD maupun SMP negeri dan swasta agar melakukan pengawasan intensif terhadap kantin-kantin yang ada di sekolah.
"Kami instruksikan kepada seluruh sekolah agar segera melakukan sweeping dan razia di kantin-kantin sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Selasa (2/10/2018).
Jamal menegaskan, razia kantin sekolah tersebut untuk memastikan apakah di kantin sekolah masih menjual minuman berenergi yang diduga mengandung zat Benzodiazepin.
Baca: Kepsek Ini Curiga Tangan 56 Muridnya Penuh Sayatan, Ternyata Mereka Mengonsumsi Benda Ini
Baca: Kisah Atlet Paralayang Singapura: Saya Hanya Beruntung Karena Berada di Luar Hotel
"Berdasarkan hasil koordinasi kami dengan BNNK, siswa SMP yang menyayat tangannya sendiri itu karena kecanduan salah satu minuman yang disinyalir mengandung zat Benzodiazepin. Zat ini biasanya digunakan di dunia medis untuk pasien yang cemas dan tertekan dan itupun hanya digunakan dalam pengobatan jangka pendek," ujarnya.
Selain meminta sekolah agar segera melakukan sweping ke kantin sekolah, pihaknya juga meminta kepada pihak sekolah untuk rutin melakukan razia kepada siswanya.
"Saya razia rutin siswa harus dilakukan, minimal dua kali dalam sebulan. Kalau biasanya yang dirazia itu rambut panjang, dan kuku panjang, sekarang ditambah lagi, sekolah kami minta untuk mengecek seluruh tangan siswa, apakah ada bekas sayatan atau tidak, kalau ada, segera laporkan ke kami untuk ditindaklanjuti," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 55 siswa SMP negeri di Pekanbaru menyayat tanganua setelah meminum minuman berenergi.
Para siswa yang didominasi perempuan ini mengaku sengaja menyayat tanganya karena hanya ikut tantangan setelah melihat tayangan video di youtube.
Sebanyak 55 (bukan 56, Red) siswa SMP yang menyayat tangan setelah meminum minuman berenergi mengaku hanya ikut challenge (tantangan, Red).
Hal itu diungkapkan Kepala SMPN 18 Pekanbaru, Lily Deswita kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (1/10/2018).
"Tapi memang anak-anak bilang cuma mau ikut challenge saja. Mau coba sakit apa nggak, ternyata mereka ngakunya sakit," ungkap Lily.
Kepada Tribunpekanbaru.com, Lily mengungkapkan kronologis 55 orang siswanya yang menyayat tangan, sehingga menimbulkan bekas luka seperti goresan.
Disebutkan dia, sekitar dua minggu lalu, pihak sekolah menggelar razia rutin.
"Awalnya sasaran kita HP, tapi pas razia ada guru mendapati bagian tangan anak, ada bergaris-garis. Semuanya perempuan, cuma ada satu laki-laki," kata Lily.
Jumlah keseluruhan anak yang kedapatan ada luka gores di bagian tangannya yaitu total 55 orang.
Atas temuan itu, pihak sekolah pun merasa cemas dan khawatir.
"Langsung saya kontak BNNK Pekanbaru. Karena kita takut ada apa-apa," ungkap Lily.
Saat ditanya, puluhan siswanya itu mengaku cuma ikut-ikutan aja.
"Ada challenge gitu, lihat di IG dan WA. Kita panggil orangtuanya, mereka pun tak tahu anaknya seperti itu," sebut Lily lagi.
Lanjut Lily, setelah petugas dari BNNK Pekanbaru dan dokter datang, barulah ada disinggung soal salah satu merek minuman berenergi yang diduga mengandung zat benzo.
"Izin BPOM-nya padahal ada (dikemasan), kehalalan dari MUI juga. Cuma memang ada larangan bagi ibu menyusui, ibu hamil dan anak-anak. Ditanya ke anak-anak, memang dari mereka ada yang minum, cuma banyak juga yang nggak minum," ujar Lily.
Lily menyebut hal ini cuma kecemasan kepala sekolah dan guru saja.
"Kita takut ada apa-apa, kecanduan apa gimana," kata Lily.
Atas kejadian ini, pihak sekolah akan semakin memperketat pengawasan di sekolah.
Termasuk salah satunya dengan meningkatkan razia.
"Tapi sejauh ini Alhamdulillah semuanya anak-anak bersih (dari narkoba)," tandasnya.
Ditangani BNNK Pekanbaru
Sebelumnya, sebuah informasi beredar tentang 56 orang siswa di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru yang menyayat tangannya.
Ternyata usut punya usut, sebelum melakukan aksi nekat itu, mereka diduga habis mengonsumsi minuman berenergi.
Hal ini dibenarkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru, Kombes Pol Sukito saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com.
Dikisahkan Sukito, mulanya, Kepala SMP tersebut menyampaikan kecurigaannya terhadap murid-muridnya. Dimana, ditangan mereka ada luka bekas goresan.
"Jadi Kepala Sekolah ini curiga, apakah anak-anaknya seperti itu karena ada dugaan pengaruh narkoba atau seperti apa. Jadi minta tolong didalami kenapa anak muridnya begitu," kata Sukito saat dikonfirmasi.
Terkait laporan itu lanjut Sukito, pihaknya pun melakukan assessment dan introgasi terhadap para murid SMP itu.
Mereka mengaku, tidak pernah mengonsumsi narkoba.
Melainkan, mereka ternyata meminum minuman berenergi tersebut.
Bahkan ada yang sampai 2, 3, bahkan 4 kali dalam sehari.
"Kita tanya, bagaimana rasanya. Mereka bilang rasanya segar, kalau nggak minum ada yang kurang, jadi ketagihan," beber Sukito.
Lebih jauh disebutkan Kepala BNNK Pekanbaru ini, setelah dilakukan pengecekan dengan alat khusus terhadap urine mereka.
Ternyata murid yang mengonsumsi lebih dari 2 kemasan minuman berenergi itu, terindikasi positif zat benzo.
"Kalo nggak salah benzo itu di kedokteran untuk anastesi (bius), jadi disayat tidak terasa sakit," ulasnya.
"Mereka mengaku, melihat tayangan dari YouTube, dicoba dengan mengonsumsi itu (minuman berenergi), mungkin sakitnya kurang, rasanya seperti agak kebas," lanjut dia lagi.
Sukito menyatakan, dari hasil assessment yang dilakukan, yang terindikasi urine-nya mengandung benzo sekitar 56 orang.
Sukito menuturkan, dari kemasan produk itu, pihaknya tidak menemukan ada tertera zat benzo.
Hanya saja, ada anjuran minuman tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil dan menyusui dan anak-anak.
"Tapi kenyataannya, produk ini dijual bebas di dekat anak sekolah. Mestinya penyalurannya tidak dijual bebas atau di dekat sekolah kalau memang ada anjuran seperti itu," tuturnya.
Diungkapkan Sukito, sampel minuman energi tersebut kini sedang dalam proses uji laboratorium di BBPOM.
"Sedang uji laboratorium di BBPOM, kemarin (Kamis) kita kirim. Apa kaitan reaksi dan kandungan minuman itu, berbahaya atau tidak, sedang didalami," sebut Sukito.
Sukito menambahkan, minuman berenergi ini sendiri perkemasan harganya sangat terjangkau.
Maka tidak heran jika anak-anak sekolah pun mampu untuk membelinya.
Saat Tribun menyampaikan hendak menemui Kepala Sekolah guna mengonfirmasi hal ini, guru tersebut menyatakan jika Kepala Sekolah sedang tidak di tempat.
"Kepala Sekolah lagi tidak di tempat pak. Nomor (HP)nya lupa saya, ada di WA. Cuman HP saya mati," akunya.
Sampah kemasan salah satu merk minuman berenergi tampak berserakan di depan sebuah kedai barang harian di Jalan Lili 1, Pekanbaru.
Dalam kurun waktu beberapa hari belakangan, minuman berenergi dengan kemasan berwarna kombinasi oranye dan putih ini memang tengah jadi sorotan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Disdik Perintahkan Razia Seluruh Kantin Sekolah Usai 55 Siswa SMP di Pekanbaru Sayat Tangan,