Hendi Lebih Pilih Tingkatkan Sektor UMKM Untuk Tekan Pengangguran
Pelaku pengrajin atau yang lebih dikenal dengan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di tuntut agar lebih berinovasi dalam memasarkankan produk usahanya.
Editor: Content Writer
Pelaku pengrajin atau yang lebih dikenal dengan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di tuntut agar lebih berinovasi dalam memasarkankan produk usahanya.
Inovasi tersebut haruslah disesuaikan dengan zaman sekarang yang mayoritas konsumennya kaum milenial yang melek akan informasi teknologi.
Hal ini di ungkapkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat mebuka Gebyar UKM jaman Now, Selasa (2/10/2018), di Ruang Lokakrida lantai 8 kompleks balaikota Semarang.
“Angka pengangguran khususnya di Kota Semarang tidak bisa dikatakan kecil, tercatat 6,8%. Angka inilah yang patut diuraikan bersama-sama, salah satunya dengan menciptakan lapangan pekerjaan, mengembangkan semangat berwirausaha, maupun menjadi pengusaha," ungkap Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.
Lanjut Walikota menjadi pengusaha bisa dimulai dari bawah diawali dengan berjualan tanpa modal namun bisa dengan jualan konsep, jualan diferensiasi dan jualan ide yang bisa menghasilkan lapangan pekerjaan.
Setelah siap dengan ide barulah mengembangkan dengan sarana Teknologi Informasi, dan ditambah dengan kreatifitas, konsep yang jelas dan keberanian.
“Permasalahan yang sering di hadapi UKM adalah permodalan dan pemasaran. Permodalan kami siap membantu dengan Kredit wibawa, sedangkan pemasaran UKM diharapkan mengembangkan dengan cara-cara terkini. Misalnya dengan mengembangkan informasi teknologi atau secara online, sehingga bisa memasarkan hingga luar negeri,” harapannya.
Sementara Ketua Dekranasda Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi menambahkan apa yang disampaikan Walikota.
Wanita yang kerap dipanggil Tia ini berharap UMKM Kota Semarang jaman now tidak hanya memasarkan produknya di tingkat Kelurahan/ Kecamatan maupun Kota saja namun mereka sudah mulai membangun kinerja yang luar biasa untuk go internasional.
“Menjadi UKM yang go internasional tidaklah mudah harus menguasai produk, pemasaran dan permodalannya. Pemasaran harus didukung promosi yang bagus era digital sehingga UKM akan bisa menjadi go internasional,” ujarnya.
Tia pun berharap UKM tidak menggunakan cara-cara konvensional dalam membangun jejaring pemasaran, tetapi mereka sudah menggunakan aplikasi-aplikasi khusus untuk memudahkan marketingnya tidak di lokal saja teteapi juga secara internasional.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan penyerahan penghargaan ICSB Presidential Award (International Council for Small Business) kepada instansi yang mendukung perkembangan UKM di Kota Semarang selama 1 tahun terakhir.
Kategori police maker diberikan kepada Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang dan Dekranasda Kota Semarang.
Sedangkan Kategori bisnis particioner diberikan kepada 5 perusahaan Phapros, Sriboga, PLN Distribusi JAteng dan DIY, Bank Jateng dan Universitas Stikubank. (*)