Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Ekspedisi Palu Koro: Gempa Bumi Punya Momentum “Ulang Tahun”

Menurutnya, hal itu lah yang terjadi pada saat gempa bumi 7,4 SR yang melanda Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 lalu

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Peneliti Ekspedisi Palu Koro: Gempa Bumi Punya Momentum “Ulang Tahun”
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Suasana Masjid Baiturrahman yang hancur pascagempa dan tsunami di Kawasan Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). BNPB menyatakan kerugian akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu mencapai puluhan triliun rupiah, hal tersebut berdasarkan dampak bencana dan cakupan kerusakan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Palu Koro tahun 2017, Mudrik Rahmawan Daryono mengatakan, peristiwa gempa bumi biasanya memiliki momentum untuk berulang tahun atau memiliki siklus waktu tertentu di lokasi yang sama.

Menurutnya, hal itu lah yang terjadi pada saat gempa bumi 7,4 SR yang melanda Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 lalu.

Baca: Pascagempa dan Tsunami, 49 Persen Jaringan BTS di Sulteng Sudah Pulih

Ia pun merujuk pada peringatan yang sudah dikeluarkan Tim Ekspedisi Palu Koro melalui artikel yang dimuat Harian Kompas pada 31 Mei 2017 atau lebih dari setahun lalu.

“Sesar yang aktif seperti Palu Koro ini biasanya memiliki momentum untuk berulang tahun menghasilkan gempa bumi besar yang rata-rata berkekuatan 7 SR walaupun mungkin siklusnya mencapai puluhan tahun,” ucap pria yang juga menjadi peneliti gempa bumi di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam diskusi mengenai analisis LIPI dalam melihat peristiwa gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Oleh karena itu, Mudrik mengatakan sebenarnya alam memiliki caranya sendiri untuk memberi tanda-tanda akan terjadi gempa bumi yang lebih besar.

Berita Rekomendasi

Mudrik pun menyampaikan hasil penelitian Ekspedisi Palu Koro di mana tahun 1907 mereka menemukan bukti telah terjadi gempa berkekuatan besar di sesar yang berada di kawasan Kulawi hingga Lindu di selatan Palu, di mana sesar itu adalah patahan yang tegak dengan sesar Palu Koro.

Dan Mudrik menjelaskan, peristiwa gempa itu diikuti gempa yang lebih besar dua tahun berikutnya yakni tahun 1909.

Mudrik pun menyatakan bahwa pada tahun 2012 terjadi gempa bumi yang memiliki karakteristik sama seperti tahun 1907.

“Dari situ bisa diketahui bahwa ada siklus dua tahunan di mana jika terjadi gempa besar di Sulawesi Tengah maka akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih hebat di kawasan yang sama, ini yang harus diwaspadai,” tegasnya.

Baca: Wapres JK Mitigasi Perlu Diajarkan di Sekolah

Mudrik pun memperingatkan bahwa gempa Palu dan Donggala kemarin bisa memicu gempa di kawasan lain di sepanjang patahan Palu Koro hingga patahan Matano yang membelah Sulawesi menjadi dua.

“Yang patut diwaspadai bahwa gempa Palu bisa men-trigger gempa bumi lain terjadi di kawasan lain sepanjang Palu Koro dan Matano,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas