Banyak Ikan Mati di Sungai Brantas Wringinanom Diduga Akibat Pembuangan Limbah Industri
Lembaga Swadaya Masyarakat Ecological Observation and Wetlands Conservation menyesalkan banyaknya ikan mati di Sungai Brantas Surabaya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Lembaga Swadaya Masyarakat Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyesalkan banyaknya ikan mati di Sungai Brantas Surabaya.
Hal itu diduga akibat masih adanya perusahaan yang membuang limbah ke sungai.
Temuan ikan mati ini sepanjang Desa Pasinan Kecamatan Wringinanom, Jumat (5/10/2018) sejak pukul 05.00 WIB sampai siang hari.
Masyarakat banyak yang mengambil bangkai ikan yang mengambang di Sungai Brantas, Wringinanom.
Manager Advokasi dan Litigasi LSM Ecoton Ruly Mustika Adya menduga masih ada perusahaan yang membuang limbah ke Sungai Brantas wilayah Wringinanom, sehingga ikan banyak yang mati.
"Kematian ikan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas diduga akibat pembuangan limbah industri pada malam hari. Kemudian pada pagi hari ikan mulai stres dan berujung pada kematian," kata Ruly, melalui surat pengaduan ke Balai Pengamanan dan Penegakkan Hukum Wilayah Bali, Jawa dan Nusa Tenggara, Jumat (5/10/2018).
Baca: Bawa Bantuan Logistik Melintasi Perbatasan Sulteng Menunggu Matahari Terbit Jika Tak Ingin Diadang
Menurut penelusuran tim LSM Ecoton, aliran limbah itu didapat dari industri di wilayah Wringinanom.
Sebab aliran air ke Sungai Brantas mengandung busa kental dan dibuang pada malam hari.
Oleh karena itu, LSM Ecoton kembali melayangkan pengaduan tersebut ke Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Bali, Jawa dan Nusa Tenggara.
"Kita sudah beberapa kali mengadukan masalah dugaan pembuangan limbah ini ke Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Bali, Jawa dan Nusa Tenggara. Sekitar empat kali ini, namun belum ada tanggapan," imbuhnya.
Menurut Ruly, akibat pencemaran sungai tersebut beberapa ikan yang mati yaitu rengkik, bader putih, bader merah, mujaer dan nila.
"Kalau tidak ada ketegasan dari pemerintah dan instansi terkait mengenai pembuangan limbah cair, dikhawatirkan akan banyak habitat ikan dan lingkungan semakin rusak," katanya.
Baca: Ekonomi Palu Mulai Menggeliat, Dua Tentara Berjaga di Setiap Toko
Sementara Direktur LSM Ecoton Prigi Arisandi mengatakan, ikan mati sampai daerah Legundi Driyorejo.
Adanya ikan mati tersebut dikhawatirkan pelanggan PDAM Gresik dan Surabaya yang memanfaatkan Sungai Brantas bisa berbahaya.
"PDAM harus waspada karena dimungkinkan kematian ikan disebabkan limbah industri yang dibuang tanpa diolah sehingga menyebabkan turunnya kandungan oksigen di air," kata Prigi.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Banyak Ikan Mati di Sungai Brantas Wringinanom Gresik, Warga Ramai-ramai Menjaringnya