Lombok Berangsur Pulih Pascagempa 7,0 SR, Wisawatan Mulai Berdatangan
NTB memastikan bahwa pariwisata di kawasan ini siap untuk menerima wisatawan pasca gempa berkekuatan 7,0 skala richter pada awal Agustus silam.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan bahwa pariwisata di kawasan ini siap untuk menerima wisatawan pasca gempa berkekuatan 7,0 skala richter pada awal Agustus silam.
Sejauh ini, ribuan wisatawan regional maupun asing telah membanjiri wilayah Lombok.
Lalu M. Faozal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, mengatakan sejak September atau sebulan pasca gempa, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok kembali pulih.
Tercatat, hanya untuk pengunjung di Gili Trawangan saja, jumlah pengunjung selama September dan Oktober mencapai 12.565 wisatawan.
Jumlah ini masih relatif kecil dibanding jumlah ideal di waktu normal yang mencapai 36 ribu.
"Namun hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang signifikan, mengingat di Agustus lalu, jumlah wistawan di Gili Trawangan hanya 1.094 orang saja," kata Faizal pada acara pertemuan dengan jajaran Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies ( Asita) Jawa Timur, Selasa (9/10/2018).
Masih besarnya potensi wisata tersebut disebut karena beberapa alasan. Menurut Faozal, meskipun baru saja tertimpa gempa, pihak Dinas Pariwisata menyebut langkah recovery di kawasan ini hampir mencapai seratus persen.
Apalagi, jumlah lokasi yang terdampak juga tidak relatif besar. Yakni, hanya sepuluh persen pariwisata di kawasan ini yang terganggu akibat gempa tersebut.
"Selain tempat wisata, tempat akomodasi pun sebenarnya masih siap memberikan fasilitas terbaik," kata Faozal.
Program recovery oleh pemerintah NTB telah dimulai sejak 1 September 2018. Di antara proses tersebut adalah pemulihan terhadap atraksi, akseptabilitas, dan amenitas.
Untuk atraksi, pihaknya fokus melakukan rehabilitasi kerusakan terumbu karang di tiga Gili. Ketiga gili ini berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Selain itu, fokus perbaikan tersebut juga dilakukan di jalur trekking Ke Gunung Rinjani. "Diluar wilayah itu, pariwisata NTB relatif lancar," terang Faozal.
Selain itu, pihaknya juga menyebut perbaikan di sisi aksesbilitas. Yakni, melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi Dermaga dan Terminal penyeberangan melalui koordinasi dengan terkait.
Selain itu, juga terkait amenitas. Recovery ini dilakukan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi pasar seni, homestay, lampu, jalan, infrastruktur dasar di tiga Gili melalui koordinasi.
"Kami menargetkan seluruh recovery tersebut tuntas pada akhir November. Sehingga, pada Desember mendatang bisa mencapai 100 persen atau pulih seperti kembali," ungkapnya.
"Pada intinya, saat ini seluruh akomodasi di NTB mayoritas siap menampung wistawan. Termasuk dari Jatim," katanya.
Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies ( Asita) Jawa Timur, Arifuddinsyah, pun kian optimistis dengan adanya kepastian tersebut, pihaknya dapat semakin banyak membawa wisatawan asal Jatim.
"Kami memang memerlukan kepastian soal pariwisata di NTB. Pada dasarnya, kami juga memiliki penilaian yang sama pasca kunjungan di NTB."
"Bahwa pariwisata di NTB baik-baik saja, namun dengan adanya kepastian dari pihak pemerintah kamu makin optimis," kata Arif.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.