Warga Pesisir Cilacap Atasi Abrasi Pantai Memamai Sabut Kelapa
Abrasi di pesisir pantai Cilacap semakin lama kian parah. Daratan pantai terus menyusut hingga aktivitas masyarakat, terutama nelayan terganggu.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Abrasi di pesisir pantai Cilacap semakin lama kian parah.
Daratan pantai terus menyusut hingga aktivitas masyarakat, terutama nelayan terganggu.
Di pantai Kamulyan Kelurahan Tegalkamulyan Cilacap, abrasi bahkan memicu jebolnya tanggul pengaman pantai ditambah pengaruh gelombang tinggi, Juli lalu.
Mengingat potensi abrasi pantai di pesisir pantai Cilacap sangat tinggi, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi bencana laut itu.
Untuk mengatasi dampak abrasi, BPBD Cilacap mencoba berinovasi dengan memanfaatkan bahan dari alam.
Bukan beton atau material keras lain berbiaya tinggi.
Petugas dibantu relawan menanam bronjong dari bahan sabut kelapa.
"Penanaman bronjong sabut kelapa dilakukan BPBD dengan melibatkan komponen relawan kebencanaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
Menurut Komara, upaya ini bertujuan untuk mengurangi dampak abarasi yang kian mengkhawatirkan.
Pemakaian sabut kelapa ini tentu bukan asal.
Pembangunan tanggul menggunakan sabut kelapa ini relatif lebih murah dari segi pembiayaan.
Pengaman berbahan alam ini juga dikenal ramah lingkungan dibandingkan beton.
"Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Orari, Gumregah, TNI, masyarakat tegalkamulyan, Giri Kelana, Sibat serta Pertamina yang mendukung penuh kegiatan ini" lanjutnya.