Kliwon Dibacok Tetangganya Sendiri, Pemicunya Rebutan Air Sumur
Korban berusaha menghindar namun terjatuh ke dalam sumur dan pelaku terus membacok hingga tidak berdaya dan tewas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Banjarmasin Post Faturahman
TRIBUNNEWS.COM, TAMIANGLAYANG - Dua orang bertetangga ribut soal air sumur yang akhirnya berujung pada pembunuhan.
Peristiwa terjadi di Desa Batuah Kecamatan Raren Batuah Kabupaten Barito Timur (Bartim) Kalteng, Minggu (14/10/2018) sore.
Pemicu dari keributan adalah soal air sumur yang ada di bagian belakang rumah dua kepala keluarga yang bertetangga ini.
Mereka saling mengklaim sumur tersebut mereka dan saling melarang meminta air di sumur tersebut.
"Informasi yang saya dapat memang begitu, dua orang bertetangga itu ribut soal air sumur yang ada di begian belakang rumah mereka, sehingga terjadi keributan dan berujung pada pembacokan yang menyebabkan salah satu tetangganya tewas dibacok," ujar Bullah, salah satu warga Tamiyang Layang, Bartim, Senin (15/10/2018).
Pertengkaran soal sumur tersebut sudah berlangsung lama dan akhirnya pecah keributan, bukan hanya perang mulut, tapi berakhir pada pembacokan.
Baca: Aktivitas Penambangan Batu Bara Marak di Desa Sumurtutup, Kebun Karet Warga Dihargai Rp 200 Juta/Ha
Kapolres Bartim, AKBP Wahid Kurniawan, melalui Kapolsek Dusun Tengah Iptu M. Syafuan Nor, menyatakan, akibat pertengkaran tersebut, Kliwon (63) warga Desa Batuah meninggal dunia dengan sejumlah luka pada bagian tubuhnya setelah disabet senjata tajam.
Polisi kemudian melakukan identifikasi pelakunya, diketahui bernama Winedi alias Elwa (30) yang tak lain tetangganya sendiri.
Tidak lama setelah kejadian pembunuhan tersebut, pelaku berhasil dibekuk polisi.
Kapolsek Dusun Tengah Iptu M Syafuan Nor, menjelaskan, pihaknya sedang menangani kasus pembunuhan tersebut, juga memproses pelakunya, serta mengamankan sejumlah barang bukti terutama senjata tajam yang dipakai untuk menghabisi korban.
Diceritakan Kapolsek, bermula dari perselisihan antara korban dan pelaku terkait sebuah sumur yang berada di belakang rumah korban yang diakui oleh pelaku bahwa sumur tersebut adalah miliknya.
Pelaku melarang korban untuk mengambil air di dalam sumur tersebut.
“Awalnya istri korban mengambil air di sumur itu, kemudian ditegur oleh pelaku dan dijawab oleh istri korban tidak ada sumur lain tempat mengambil air, dan dia minta air di sumur tersebut, tanpa bicara dengan pelaku," ujarnya.
Baca: Pembacokan Pemuda di Depok Dipicu Rasa Cemburu Pelaku Karena Wanita Pujaannya Dekat Dengan Pria Lain