Relawan: Pakaian Bekas Sudah Terlalu Banyak, Ini yang Masih Dibutuhkan
Demikian pula dengan Palang Merah Indonesia (PMI) juga masih mengumpulkan bantuan bahan pokok dari masyarakat Berau.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Sesuai dengan komitmen Pemkab Berau, untuk membantu para korban bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, selama bantuan masih diperlukan, akan memberikan dukungan.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo memastikan akan ada gelombang kedua pengiriman bantuan untuk para korban musibah di Sulawesi Tengah.
“Kita sudah janji ada gelombang kedua, apalagi masih ada sumbangan dari Pemkab Berau yang diangkut, tapi bantuan tidak harus berupa barang, kita lihat situasinya,” kata Agus Tantomo.
Baca: Jono Oge, Kampung yang Bergeser Sejauh 3 Km dan Tertukar Dengan Kebun Jagung
Pemkab Berau, kata Agus Tantomo juga akan memberikan bantuan senilai Rp 1 miliar. Selain itu, sejumlah organisasi masyarakat juga masih melakukan penggalangan bantuan.
Termasuk Lambaga Mufakkat Urang Banua (Lamuba) yang telah mengumpulkan donasi beras sebanyak 5 ton dan uang tunai Rp 85 juta.
Demikian pula dengan Palang Merah Indonesia (PMI) juga masih mengumpulkan bantuan bahan pokok dari masyarakat Berau.
Sementara itu Arif Hadianto, Manajer PR PT Berau Coal yang saat berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah untuk meninjau penyaluran bantuan, menyarankan agar masyarakat tidak lagi menyumbang pakaian bekas layak pakai.
“Bantuan sebaiknya bukan dalam bentuk pakaian, karena sudah terlalu banyak,” kata Arif seraya mengirim foto ribuan karung berisi pakaian yang menumpuk di atas kapal di dermaga Pantoloan.
Arif menyarankan, agar bantuan dalam bentuk uang tunai untuk dibelanjakan di sejumlah pasar dan pertokoan yang sudah mulai beroperasi.
Cara ini menurutnya lebih efektif, selain untuk membantu para korban bencana alam juga dapat memulihkan perekonomian masyarakat setempat.
“Selain itu, tantangan mengirim barang (bantuan) saat ini adalah sulitnya proses bongkar-muat barang di pelabuhan (di Palu). Kapal-kapal antri dan tenaga bongkar-muat sangat terbatas. Hnaya kapal bantuan pemerintah yang diprioritaskan,” jelasnya.
Menurut informasi, sejumlah relawan asal Kabupaten Berau, sebagian akan kembali pada tanggal 16 Oktober 2018 dengan menumpang pesawat hercules milik TNI AU.