Driver Ojek Online yang Tewas Tertimpa Pohon Dikenal Sebagai Sosok Penyayang
Di Jalan Sam Ratulangi, sejumlah pengemudi ojek online sudah menunggu untuk turut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Suasana duka menyelimuti kediaman Engelbertus Widiyono (50), di Jalan Sam Ratulangi, Gang Rapena Nomor 25/21 Lk 3, Penengahan Raya, Kedaton, Kamis (18/10/2018).
Rumah yang terletak ini dipenuhi pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Pantauan Tribunlampung.co.id, peti jenazah berada di ruang tengah rumah dalam keadaan terbuka.
Dari kejauhan, nampak jenazah sudah didandani dengan rapi.
Setiap pelayat yang datang langsung mendekat untuk mengucapkan selamat tinggal untuk kali terakhir dan mendoakan almarhum.
Beberapa pelayat terlihat tak kuasa menahan tangis.
Pengemudi ojek online itu tewas tertimpa pohon tumbang saat membawa penumpang bernama Ikbar Agustuwanda (13) di Jalan Sam Ratulangi, Kedaton, Bandar Lampung, Selasa, 9 Oktober 2018 lalu.
Baca: Driver Ojek Online Tertimpa Pohon Meninggal Dunia, Tinggalkan Lima Orang Anak
Sebelum jenazah diberangkatkan menuju Pemakaman Dharma Shanti Merta, Kecamatan Negeri Sakti, Pesawaran, sempat diadakan upacara penghormatan terakhir kepada almarhum.
Begitu selesai, peti yang membawa jenazah almarhum pun ditutup dan di atasnya diberi kain putih beserta rangkaian bunga yang memanjang sepanjang peti.
Di Jalan Sam Ratulangi, sejumlah pengemudi ojek online sudah menunggu untuk turut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Begitu peti mati dimasukkan mobil ambulans, tanpa dikomando puluhan driver ojek online membuka jalan.
Diikuti beberapa mobil pelayat, para driver ojek online mengawal mobil ambulans yang membawa almarhum ke Negeri Sakti.
Peduli pada Keluarga
Haru, suami kakak Engel, mengaku sangat kehilangan sosok pria yang sangat peduli pada keluarga.
"Tapi ini sudah menjadi jalan terbaik untuknya," ujar dia di rumah duka.
Masih kata dia, kondisi terakhir almarhum memang sangat kritis, sehingga masuk ke ruang ICU RSUAM.
"Kata dokter (peluang hidup) fifty-fifty, tak bisa ditentukan. Karena memang tulang lehernya dan ada saraf otaknya yang putus," sebutnya seraya menambahkan, almarhum meninggalkan lima orang anak.
Rasa duka juga diungkapkan oleh Sigit, rekan sesama driver ojek online.
"Ya kami ini satu shelter dengan almarhum, shelter DKT. Kami sangat berduka," ungkapnya.
Sigit mengaku selama ini mengenal Engel sebagai sosok yang bisa mengayomi dan kerap memberi masukan.
"Almarhum itu bisa memberi masukan dan jalan keluar. Kalau ada masalah, bisa menjadi penengah," katanya.
Namun, Sigit menyayangkan tidak adanya perhatian dari Pemerintah Kota Bandar Lampung terhadap korban.
Menurut dia, tidak ada perwakilan pemkot yang datang untuk menjenguk selama dirawat di rumah sakit.
"Almarhum ini meninggal karena tertimpa pohon yang sudah tua, dan warga sudah meminta ditebang. Setelah kejadian baru ditebang, dan hingga saat ini dari pihak terkait belum ada datang ke pihak keluarga," katanya.