Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buruh Migran di Hongkong Asal Kota Batu Curhat ke Walikota Soal Nasibnya Jadi Tahanan Luar

Wajah Febrina Fransisca (26) perempuan asal Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sedikit terlihat senang.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Buruh Migran di Hongkong  Asal Kota Batu Curhat ke Walikota Soal Nasibnya Jadi Tahanan Luar
SURYA.co.id/sany eka putri
Febrina Fransiska menunjukkan foto saat dirinya tinggal di Shelter Islamic Union di Wan Chai, Hongkong. 

"Majikan saya terus berdalih kalau saya masih punya hutang ke dia. Katanya hutang surat-surat ini, itu," imbuhnya.

 Namun,  Siska beranggapan bahwa dirinya di sana hanya warga asing, tidak memiliki kekuatan melawan dia.

"Dia orang kaya yang memiliki uang dan bisa semena-mena dengan saya. Padahal saya sudah dijual ke sana sini, untuk menghasilkan uang, tapi saya tidak mendapatkan uang dari hasil kerja saya," papar anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Menurutnya Jika  ditotal uang yang harusnya diterima ialah Rp 17 juta karena dia dipekerjakan untuk beberapa majikan.

Siska mengaku selama bekerja untuk beberap majikan itu dirinya berkerja serabutan, seperti, mengangkat tepung, menjaga orang lanjut usia (lansia), bekerja di restoran. Berangkat jam 11 malam dan pulang jam 3 pagi ia lakukan.

Sampai akhirnya Siska jadi seorang tahanan di Hongkong. Siska merasakan dua hari tinggal dipenjara, dan sekarang ia menjadi tahanan luar wajib lapor selama sembilan bulan. Walaupun Siska menjadi tahanan wajib lapor, ia diperbolehkan pulang ke Indonesia.

Tetapi, ia merasa tidak tenang karena kasusnya masih belum selesai walaupun sudah menjalani beberapa sidang.

BERITA REKOMENDASI

Kini Siska berharap kasusnya selesai, sekalipun ia harus di-blacklist dari daftar buruh imigran.

Selama jadi tahanan luar, ia tidak bekerja dan ia tinggal di Shelter Islamic Union di Wan Chai.

Ia bisa jadi tahanan luar karena ada jaminan, namun ia tidak menjelaskan rinci jaminannya.

Ia tidak bekerja, tetapi di sana ia dibantu oleh beberapa komunitas dan orang yang peduli dengan kasusnya.

Siska mengaku beruntung selama di Shelter Islamic Union bisa makan dan tidur.


Namun, tidur pun tidak tenang, karena ia memikirkan bagaimana harus mendapatkan uang dan dikirim ke orangtuanya.

"Di keluarga hanya saya yang diandalkan. Melihat kondisi ekonomi keluarga, orangtua saya terutama ibu  yang sakit, harus ke rumah sakit."

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas