Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Menduga Terjadi Kekerasan Sebelum Erizun Ditemukan Tewas Gantung Diri

Masyarakat dan keluarga menduga ada kekerasan yang dialami korban akibat perkelahian dengan anggota Polsek GAS sebelum korban ditemukan meninggal.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga Menduga Terjadi Kekerasan Sebelum Erizun Ditemukan Tewas Gantung Diri
Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadhli
Masyarakat berkumpul di depan Mapolsek GAS menuntut hasil visum terhadap korban Erizun, Minggu (21/10/2018) sore. TRIBUN PEKANBARU/T MUHAMMAD FADHLI 

Laporan Wartawan Tribuntembilahan.com, T Muhammad Fadhli

TRIBUNNEWS.COM, GAUNG ANAK SERKA (GAS) – Wakapolres Inhil Kompol Afrizal Asri, S.IK langsung mendatangi Polsek GAS untuk menenangkan masyarakat yang telah berkumpul di depan Polsek GAS, Minggu (21/10/2018) petang.

Sebelumnya, sekira pukul 16.00 masyarakat telah datang dan bertahan di depan Polsek GAS untuk meminta pihak kepolisian memperlihatkan hasil visum terhadap jenazah Erizun alias Al Gunggut, seorang warga Teluk Pinang yang ditemukan gantung diri di Kebun kelapa Jalan Merdeka, Lr. Bumi Ayu, Kelurahan Teluk Pinang, Kecamatan GAS, Inhil, Sabtu (20/10/2018) siang.

Wakapolres Inhil beserta jajaran langsung menggelar pertemuan bersama tokoh masyarakat, keluarga korban dan pihak terkait setempat.

Setelah pertemuan dan hasil visum diberikan kepada pihak keluarga, masyarakat membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 21.00 WIB.

Wakapolres Inhil mengatakan, masyarakat dan keluarga menduga ada kekerasan yang dialami korban akibat perkelahian dengan anggota Polsek GAS sebelum korban ditemukan meninggal dalam posisi tergantung di perkebunan kelapa.

Baca: Agus Salim Kaget Jasad Seorang Pria Tergantung di Pohon Kelapa Milik Orangtuanya

"Warga dan keluarga ingin penjelasan tentang penyebab utama meninggalnya korban. Saya sudah lihat visum dokter, mengatakan ada luka korban. Tapi dari luka ini tidak bisa diketahui penyebabnya. Kalau mau lihat penyebab pastinya ya harus di autopsi lagi," ujar Wakapolres memberikan klarifikasi kepada awak media di ruangan Kapolsek GAS setelah menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat dan keluarga korban.

BERITA TERKAIT

Wakapolres mengakui, sebelumnya korban memang sempat berurusan dengan anggota Polsek GAS setelah adanya laporan dari masyarakat perihal kekacauan yang dibuat oleh korban.

"Setelah dicek tidak ada perkelahian (korban dan polisi). Memang ada laporan dari masyarakat dia (korban) mabuk bikin ribut ngancam orang. Ada laporan dari masyarakat makanya kita turun mengamankan, sampai anggota kita pun diancam," tutur Wakapolres.

Dengan banyaknya informasi yang beredar di lapangan terkait kematian korban, Wakapolres mengatakan, Polres Inhil akan melakukan penyelidikan terhadap informasi dari berbagai pihak.

Sebab ada juga informasi dari masyarakat yang melihat korban menerima kekerasan dari pihak kepolisian.

"Ini yang akan kami selidiki, informasi dari masyarakat dan informasi dari anggota (Polsek GAS) itu. Nanti akan diselidiki reskrim dan intel. Untuk hasil visum, reskrim polres mendalami dari mana datangnya luka dan apa yang menyebabkannya," jelas Wakapolres.

Baca: Mengintip Kehidupan PSK Waria di Bali, Melani Pernah Berpenghasilan hingga Rp 15 Juta Per Bulan

Sementara itu, paman korban, Ruslan membeberkan, berdasarkan hasil visum oleh dr Yayan Julianto, terdapat luka di bagian kepala akibat kekerasan tumpul serta cairan darah keluar dari telinga dan mulut korban.

"Kita baru malam ini menerima hasil visumnya. Seandainya kalau memang gantung diri, dia (dr. Yayan) tidak juga membenarkan," ujar Ruslan saat di jumpai awak media dirumah orangtua korban usai dari Polsek GAS, Minggu (21/10/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Korban gantung diri saat dievakuasi personel Polsek GAS dan Puskesmas Teluk Pinang.
Korban gantung diri saat dievakuasi personel Polsek GAS dan Puskesmas Teluk Pinang. (Polsek GAS)

Mewakili pihak keluarga, Ruslan telah menyerahkan sepenuhnya kasus kejanggalan kematian keponakannya tersebut kepada pihak kepolisian.

"Setelah mendapatkan hasil visum itu, Wakapolres meminta kita bersabar dan mempercayai pihak polisi untuk menyelidiki kasus ini," imbuhnya.

Menurut Ruslan, korban yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini, memang memiliki kebiasaan mabuk-mabukan.

Namun korban diketahui tidak pernah memiliki masalah berat yang menyebabkan korban nekat mengakhiri hidupnya.

Baca: 4 Santri Tak Langsung Turun Panggung Usai Menjawab Kuis Jokowi, Ternyata Minta Foto Bareng

"Kalau dalam keadaan normal, korban anak baik dan mau bekerja apa saja. Orangnya hari-hari berkawan baik, cuma datang kalau mabuk sama kawan lupa," ucapnya.

Sebelumnya berdasarkan rilis terkait kematian korban yang diterima Tribuntembilahan.com dari Humas Polres Inhil, Minggu (21/10/2018) sekitar pukul 12.38 WIB, telah tercantum hasil pemeriksaan dari dr. Yayan Yulianto yang menyatakan di mayat korban tersebut tidak ditemukan tanda tanda kekerasan.

Hasil visum yang tercantum dirilis kematian korban tersebut bertolak belakang dengan hasil visum resmi yang dikeluarkan oleh dokter.

Hal ini tentu saja memunculkan spekulasi terkait penyebab sebenarnya kematian korban.

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Polres Inhil Akan Selidiki Kejanggalan Kematian Erizun yang Ditemukan Gantung Diri di Kebun Kelapa

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas