Dandim Sragen Minta Warga Awasi Proyek TMMD
Seluruh kegiatan berjalan sesuai rencana, bahkan dimungkinkan akan selesai sebelum penutupan TMMD yang akan dilaksanakan serentak
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke-103 di Desa Sukorejo, Sragen sudah berlangsung lebih dari setengah bulan.
Sejauh ini tidak ada hambatan yang berarti, hanya hal tehnis kecil seperti vanbelt molen putus dan mesin diesel ngadat.
Seluruh kegiatan berjalan sesuai rencana, bahkan dimungkinkan akan selesai sebelum penutupan TMMD yang akan dilaksanakan serentak di Indonesia pada 13/11/2018 nanti.
Dandim 0725/srg Letkol Kav Luluk Setyanto,M.P.M hampir setiap hari berada di lokasi TMMD guna memantau langsung proses pembuatan jalan, embung, RTLH dan Jambanisasi.
Dalam kesempatan tersebut Dandim selalu berpesan kepada masyarakat agar sama sama mengawasi jalannya program. Jika ada kendala maupun ketidak sesuaian dalam pengerjaan agar tidak sungkan sungkan untuk melaporkan.
"Saya minta semua warga sambil bekerja juga mengawasi proses pengerjaan cor jalan maupun embung, contoh mungkin dalam pembuatan adukan kurang semen, langsung saja ngomong! Karena proyek ini didanai oleh negara untuk kemakmuran rakyat, jadi rakyat punya hak untuk mengawasi". Kata Dandim
Dandim berharap tidak ada halangan yang berarti dalam pengerjaan proyek, karena proyek TMMD ada batas waktunya yaitu 30 hari.
Diharapkan H-4 sudah selesai semua sehingga tinggal fokus untuk finishing dan penyiapan upacara penutupan TMMD.
Selain itu, Dandim juga akan selalu memastikan dalam pengerjaan sasaran fisik TMMD, dropping material tidak pernah terlambat.
Hal ini guna meminimalisir kendala dan juga hambatan sehingga sasaran tersebut selesai tepat pada waktunya.
Dansatgas TMMD juga menekankan semangat kerja tetapi juga mengutamakan keselamatan dalam bekerja.
Pekerjaan pembangunan embung kali ini menurut penuturan Sertu Rohmad yang membantu Srikandi srikandi Desa Sukorejo.
Walaupun adukan yang diulurkan dengan tangan tidak sampe, warga dan anggota Satgas tidak kehabisan akal, agar pembangunan tetap berjalan lebih cepat.
Mereka menggunakan kayu yang dipaku untuk gantolan adukan. Pekerjaan lebih cepat tanpa harus naik turun tebing.