Turis Tuduh Ambil Uangnya di ATM Dua Pekerja Diamuk Massa, Ternyata Tuduhannya Salah
Kompol Made Raka mengaku usai peristiwa tersebut menjadi viral, dirinya banyak dihubungi oleh masyarakat untuk menjawab kebenaran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Kejadian dua korban tidak bersalah yang diamuk massa, Sabtu (3/11/2018) menjadi viral di sosial media.
Berbagai macam polemik pun timbul di masyarakat.
Komentar pedas dari netizen pun terlihat.
Dengan kondisi yang viral seperti itu, seluruh jajaran masyarakat khususnya di sekitar TKP angkat bicara dan melakukan klarifikasi, Selasa (6/11/2018) sekitar pukul 11.15 WITA di Wantilan Pura Desa Ling Padang Tegal Kelod Desa Pekraman Padang Tegal Kel/Kecamatan, Ubud.
Begitu juga para korban, Seniman dan Anan, tentunya dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Kapolsek Ubud, Kompol Made Raka Sugita membenarkan kegiatan tersebut.
Dirinya pun hadir di sela-sela acara itu.
Acara klarifikasi terhadap peristiwa korban amuk massa tang digelar, Selasa (6/11/2018) sekitar pukul 11.15 WITA, di Wantilan Pura Desa Ling Padang Tegal Kelod Desa Pekraman Padang Tegal Kel/Kecamatan, Ubud, Bali.
Kompol Made Raka mengaku usai peristiwa tersebut menjadi viral, dirinya banyak dihubungi oleh masyarakat untuk menjawab kebenaran kejadian itu.
"Dengan adanya kejadian ini saya banyak sekali menerima telepon, dan hampir tiap hari dan setiap jam menerima telepon dari masyarakat. Mereka menayakan permasalahan yang terjadi. Saya pun mengatakan intinya adalah miskomunikasi," aku Made Raka, kepada tribun-bali.com.
Kapolsek berpesan jika dikemudian hari menemukan kejadian serupa, diduga pelaku kejahatan agar diamankan dan jangan main hakim sendiri.
"Semua ini adalah sebagai pembelajaran biar aparat penegak hukum yang sepenuhnya bertanggung jawab, sehingga pariwisata di ubud semakin hari semakin ramai dan aman dari tindak kriminal," harap dia, melalui keterangan persnya, Selasa (6/11/2018) siang tadi.
Selain itu, perwakilan warga Padang Tegal kata Kapolsek Ubud juga mengucapkan permintaan maaf kepada korban dan menyesal telah melakukan hal itu.
Penyampaian maaf juga dilayangkan Viktoria kepada kedua korban dan seluruh undangan yang hadir atas permasalahan yang telah dia perbuat
Di akhir acara klarifikasi, dilakukan penyerahan tali kasih oleh Perwakilan Warga Padang Tegal dan Warga Ubud dan Viktoria kepada kedua korban dalam bentuk amplop.
Seperti diberitakan sebelumnya, nasib apes dialami seorang buruh proyek, Seniman (21) dan temannya, Anan (18), yang tinggal di Jalan Suweta, Ubud, Gianyar.
Saat menarik uang di anjungan tunai mandiri (ATM) di Jalan Hanoman, Desa Padangtegal, Ubud, Sabtu (3/11/2018) pukul 16.35 Wita, keduanya bonyok diamuk massa.
Padahal, Seniman dan Anan tidak memiliki kesalahan apapun dalam peristiwa ini.
Keduanya menjadi korban salah amuk massa.
Keduanya ramai-ramai dipukuli warga yang tak tahu persoalan apapun.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu (4/11), kasus ini bermula saat Seniman mandapatkan transferan uang melalui ATM oleh bosnya, sebesar Rp 6,8 juta lebih.
Seniman pun ditugaskan oleh teman sesama buruh menarik uang tersebut, untuk kemudian dibagikan ke semua pekerja.
Saat hendak menarik uang di ATM bersama Anan, ia melihat ada seorang turis, yang diketahui bernama Viktoria Erlacher (24), tengah menarik uang di ATM.
Seniman dan Anan pun menunggu hingga turis tersebut keluar.
Saat Viktoria keluar dari ATM, Seniman masuk ke dalam untuk menarik uang.
Saat transaksi pertama, Seniman menarik uang senilai Rp 2 juta. Lantaran tidak bisa memegang uang sendirian, ia meminta bantuan temannya.
Namun saat itu Viktoria tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ATM.
Turis ini mencurigai Seniman membawa kartu ATM palsu, dan menduga uang yang ditarik itu uangnya.
Bermodal kecurigaan itu, Viktoria lantas berusaha merampas uang di tangan Seniman. Lantaran merasa tak bersalah, Seniman berusaha memertahankan uangnya, dan mendorong Viktoria.
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung mendekati ATM.
Namun bukannya menanyakan permasalahan, warga justru langsung mengeroyok Seniman dan temannya hingga bonyok.
Beruntung saat itu, petugas dari Polsek Ubud segera tiba di lokasi, dan membawa kedua pihak ke Mapolsek Ubud.
Setiba di Mapolsek Ubud, warga yang mengeroyok kedua korban ini pun menjadi malu. Ternyata mereka telah memukuli orang yang tak bersalah.
Dalam interogasi kepolisian terungkap, korban tak ambil uang Viktoria.
Saat polisi melakukan pengecekan saldo ATM milik turis tersebut, uangnya tidak berkurang sedikitpun.
Viktoria pun akhirnya meminta maaf atas kejadian ini. Ia juga bersedia menanggung biaya pengobatan para korban.
Kapolsek Ubud, Kompol Made Raka Sugita, membenarkan adanya kasus kesalahpahaman tersebut. Bahkan saat aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh massa, dia ada di TKP.
Pihaknya pun dengan sekuat tenaga menghalau massa untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
“Kemarin saya ada di sana. Untung saya di sana dibantu oleh para pecalang, sehingga korban berhasil diselamatkan. Kedua orang ini (Seniman dan Anan) merupakan korban dari kesalahpahaman turis. Mereka tak salah apa-apa, itu kemarin mau tarik uang hasil kerjanya di sebuah proyek kolam renang di Ubud,” ujarnya.
Kompol Raka menyayangkan sikap warga yang mudah main hakim sendiri.
“Sungguh miris sekali melihat masyarakat seperti ini. Tidak tahu permasalahannya, langsung main pukul, tendang. Bahkan ada yang naik mobil, turun mobil langsung mukul, lalu kabur. Saya berharap, kejadian seperti ini tak terjadi lagi. Masyarakat harus dewasa dalam menanggapi persoalan,” ujarnya. (Busrah Ardans)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kejadian Korban Salah Amuk di Ubud Viral, Warga dan Viktoria Minta Maaf,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.