Tim Sukses Prabowo di Jatim Klaim Dapat Dukungan dari Ulama di Wilayahnya
BPP Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Jawa Timur cukup optimistis dapat meraih dukungan dari Ulama
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Badan Pemenengan Provinsi (BPP) Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Jawa Timur cukup optimistis dapat meraih dukungan dari kalangan ulama.
Apalagi, dengan adanya hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebut tokoh agama/ulama yang mempunyai pengaruh elektoral dan imbauannya paling didengarkan oleh masyarakat.
Ketua Bidang Penggalangan dan Relawan BPP Jatim, Hendro Tri Subiantoro mengatakan bahwa penerimaan ulama kepada Prabowo-Sandi selama berkampanye di dua bulan terakhir cukup baik.
"Sangat diterima, tidak ada kendala yang berarti dalam membangun komunikasi dengan ulama. Apalagi di Jawa Timur," kata Hendro kepada Surya.co.id (Tribunnews Network) di Surabaya, Kamis (15/11/2018).
Bukan hanya berdasar survei, Hendro menyebut bahwa pihaknya sejak awal berkhidmat dengan arahan ulama dan kiai.
Oleh karena itulah, di dalam masa kampanye, utamanya di Jawa Timur, pasangan Prabowo-Sandi selalu menyasar kalangan pesantren.
"Prabowo-Sandi ketika ke Jawa Timur selalu mengagendakan untuk sowan ke ulama. Tujuannya adalah untuk meminta doa dan restu," kata Hendro yang juga Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim ini.
"Prabowo-Sandi menempatkan Kyai dan Ulama sebagai tokoh dan sesepuh bangsa. Oleh karenanya, setiap berkunjung ke daerah, Prabowo-Sandi selalu mengagendakan utk sowan ke sesepuh, ulama dan tokoh yang dituakan," lanjut Hendro.
Selain dengan silaturrahmi secara langsung oleh Prabowo-Sandi, komunikasi dengan ulama juga terjaga melalui relawan dan jaringan.
Bahkan, BPP Prabowo Sandi memiliki relawan dan jejaring sosial yang dihimpun dan dibentuk oleh para tokoh dari pesantren di Jawa Timur.
Satu di antara tugasnya adalah membangun komunikasi yang intensif dengan para ulama, Kyai, Gus atau Lora.
"Termasuk tokoh-tokoh pesantren dan santri se Jawa Timur," lanjut Hendro.
Tak hanya itu, pihaknya juga terus mengomunikasikan visi dan misi Prabowo-Sandi di kalangan pesantren, terutama bagi kalangan Nahdliyyin. Hal ini juga sebagai upaya untuk menetralisir berbagai isu yang menyebut Prabowo-Sandi tak dapat mengakomodir usulan pemikiran pesantren.
"Seringkali, ada upaya pembusukan yang massif untuk membenturkan Prabowo-Sandi dengan Warga Nahdliyyin," ungkap Hendro yang juga pernah menjadi Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur ini.
Prabowo-Sandi selama di Jatim memang secara massif melakukan pendekatan ke kelompok pesantren. Misalnya pada perayaan Hari Santri pada 22 Oktober 2018 silam.
Prabowo-Sandi melakukan napak tilas Resolusi Jihad dimulai dari Ponpes Tebuireng, Jombang hingga berakhir di Surabaya. Di sela perjalanan, rombongan juga menyempatkan untuk berziarah ke beberapa makam ulama dan kiai.
Untuk diketahui, Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei mengenai tokoh agama/ulama yang mempunyai pengaruh elektoral dan imbauannya paling didengarkan oleh masyarakat.
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan 10-19 Oktober lalu, setidaknya sebanyak 51,7 persen pemilih menyatakan sangat mendengarkan imbauan dari tokoh agama. Baik itu ulama, pastor, biksu, dan lain-lain.
"Tokoh agama adalah orang yang paling kuat pengaruhnya terhadap pemilih. Sebanyak 51,7 persen pemilih menyatakan bahwa mereka sangat mendengar himbauan dari tokoh agama (ulama,pastor, biksu dll)," kata Ikrama Masloman dalam paparan hasil survei LSI di Kantor LSI Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018).
Ikrama menjabarkan bagaimana tokoh agama dipilih karena identitas keilmuannya yang dijadikan panutan bagi publik sehingga menjadi referensi publik.
LSI Denny JA, kata Ikrama, membagi kriteria tokoh ulama tersebut.
Pertama, tingkat pengenalan tokoh agama/ulama tersebut di atas 40 persen. Kedua, tingkat kesukaan terhadap ulama tersebut di atas 50 persen.
Ketiga, kemampuan mereka mempengaruhi atau himbauannya didengar di atas 15 persen.
"Angka 15 persen adalah angka yang tinggi untuk tingkat pengaruh tokoh-tokoh terhadap pemilih," papar Ikrama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.