Bayi Perempuan Ditemukan di Kardus, Baru Dilahirkan 2-3 Jam Sebelumnya
Keterangan dokter RS Mitra Sehat, dr Niza yang disampaikan ke petugas, bayi perempuan tersebut memiliki panjang tubuh 45 centimeter dan berat 2,5 KG
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Seorang bayi berjenis perempuan ditemukan di pinggir jalan yang ada di Dusun Perengdawe, RT 001, RW 022, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman, Jumat (23/11/2018) malam.
Saat ditemukan Lotinah, warga Plawonan, Argomulyo, Sedayu, bayi dalam kondisi hidup dan ditaruh dalam sebuah kardus.
Bayi malang tersebut diduga belum lama dilahirkan sebelum ditemukan oleh warga karena masih ada bekas darah kering di bagian perut dan rambut bayi.
Penemuan berawal saat Lotinah hendak pergi ke warung yang ada di Dusun Perengdawe berjalan kaki.
Ia melihat kardus tergeletak di pinggir jalan dan karena penasaran, Lotinah kemudian mengecek kardus yang mencurigakan tersebut.
Setelah dibuka, ternyata di dalam kardus ada bayi mungil yang dibungkus kain mukena.
Baca: Menangkan Jokowi-Kiai Maruf, Kader PDIP Diminta Sentuh Rakyat Secara Langsung
Temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Awang Azizah, warga yang rumahnya di dekat lokasi penemuan bayi malang tersebut.
Kemudian bayi malang tersebut dibawa ke rumah Tugiyono untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsek Gamping, Kompol Hendri Multi mengatakan pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bayi malang tersebut.
Saat ini pihaknya tengah menyelidiki siapa yang membuang bayi malang tersebut.
"Kita masih selidiki, tadi malam kita juga sudah mendatangi lokasi penemuan bayi,"katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (24/11/2018).
Setelah itu, imbuh Hendri, petugas dari Polsek Gamping langsung membawa bayi malang tersebut ke RS Mitra Sehat untuk mendapatkan perawatan medis.
Dari keterangan dokter RS Mitra Sehat, dr Niza yang disampaikan ke petugas, bayi perempuan tersebut memiliki panjang tubuh 45 centimeter dan berat 2,585 kilogram.
Bayi diperkirakan dilahirkan sekitar dua sampai tiga jam sebelum ditemukan oleh warga. (Tribun Jogja/Has)