Kemegahan Api Abadi Jadi Inspirasi Kemeriahan Festival Geopark Bojonegoro
Wisata Api Abadi Kayangan Api di Bojonegoro menjadi landmark bagi kehadiran festival Geopark Bojonegoro.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO-Wisata Api Abadi Kayangan Api di Bojonegoro menjadi landmark bagi kehadiran festival Geopark Bojonegoro. Sebuah peninggalan sejarah panjang peradaban Tanah Air.
Festival pun dikemas semenarik mungkin dengan mengedepankan interaksi dengan pengunjung dan wisatawan yang datang.
Diselenggarakan Sabtu hingga Minggu 24 - 25 November 2018 lalu, festival ini ditargetkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Geopark Kayangan Api dan wisata geologi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro.
Kolaborasi budaya dan seni melalui tari kayangan api, tari thengul, dan tayub memberikan gambaran betapa kayanya kebudayaan yang dimiliki Indonesia.
Baca: Reino Barack Membuka Hubungan Asmara, Syahrini: Naif Bila Aku Tak Mencintaimu
Dalam rilis yang diterima tribunnrews.com, Rabu (28/11/2018) dijelaskan Tari kayangan api menggambarkan tentang api abadi yang tak kunjung padam, terletak di tengah hutan di desa Sendang Harjo kecamatan Ngasem.
Kayangan Api merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walau turun hujan sekalipun.
Konon, Kayangan Api adalah tempat pertapaan dan pembuatan pusaka dari seorang Empu di zaman Majapahit bernama Empu Supa dan kini menjadi salah satu objek wisata unggulan Bojonegoro. Pada waktu-waktu tertentu Kayangan api juga menjadi tempat wisata mistis yg banyak di datangi wisatawan. Api terlihat sangat jelas di malam hari dan merupakan salah satu sumber api abadi terbesar di dunia.
Baca: Rudapaksa Putri Kandung Selama 14 Tahun, Pelaku Lakukan Ini Demi Muluskan Aksinya
Sementara Tari Thengul menggambarkan salah satu tokoh wayang thengul yang terbuat dari kayu,sehingga mempunyai gerak yang kaku, menyiku, patah patah dan berekspresi lucu tapi tetap terlihat cantik dengan bedak putih yang menaburi wajahnya.
Aku thengul aku lucu
Aku wayang thengul
Metenteng thengal thengul nguuullll....
Pembukaan acara Festival Geopark Bojonegoro juga ditandai dengan diluncurkannya mahakarya wastra dari Komandan Kodim 0813/Bojonegoro, Letkol Arh Redinal Dewanto S. sos M.I Pol dengan motif yang diberi nama “Ki Nogo Rojo Sang Prabu Angling Dharma”, sebagai persembahan memperingati HUT Bojonegoro ke 341.
Baca: Cek Namamu Sekarang, BKN Umumkan Hasil Verval SKD CPNS 2018 yang Lanjut Ke Tahap SKB
Unsur naga bergola ini adalah penjelmaan dari Sang Guru Prabu Angling Dharma yang mewariskan ilmu kesaktiannya kepada Prabu Angling Dharma sebagai wujud kasih sayangnya pada sang Prabu sehingga Prabu Angling Dharma memiliki banyak kesaktian mandra guna.
Tak hanya tarian tradisional khas Bojonegoro, kuliner khas Bojonegoro mulai dari nasi pecel daun jati, lemet, sego buwuhan, hingga sayur ikan pe turut memanjakan wisatawan dan masyarakat yang hadir.
Salah seorang pengunjung mengatakan sangat terkesan dengan wisata kuliner yang tersedia, selain harganya terjangkau dan memang menunya tradisional khas Bojonegoro.
Wakil Bupati Budi Irwanto yang membuka langsung acara turut memberikan apresiasi penyelenggaraan Festival Geopark yang baru pertama kali dilaksanakan.
"Ini sebagai wujud promosi wisata Bojonegoro. Kita ketahui Bojonegoro memiliki beberapa wisata geopark salah satunya kayangan api dan Teksas Wonocolo," ujarnya.
Ke depan menurut Wawan, sapaan akrabnya, festival-festival yang berkaitan promosi wisata lokal Bojonegoro akan terus digalakkan.
"Kita akan lanjutkan festival-festival lainnya ke depannya. Potensi wisata di Bojonegoro sangat banyak bagus jika diadakan festival-festival yang lain untuk mempromosikan wisata Bojonegoro," katanya lagi.