TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran Ramond Dony Adam, Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan, membuat silaturahmi para seniman dan budayawan Kabupaten Aceh Barat, semakin meriah.

Apalagi, caleg muda dari Dapi Aceh I nomor urut 2 itu ikut membagi kisahnya yang ‘hijrah’ dari dunia hiburan Jakarta.

“Pekerjaan saya dari dulu melayani dan menghibur orang banyak, hanya saja perbedaannya dulu menghibur orang-orang di dunia hiburan, sekarang hijrah melayani masyarakat khususnya masyarakat di daerah pemilihan saya Aceh I, agar mendapatkan kesejahteraan,” kata Dony yang namanya sudah beken sebagai Disc Jockey (DJ) di dunia hiburan Jakarta.

Hal itu disampaikan Dony dalam silaturahmi dengan para seniman dan budayawan Aceh yang bertempat di Radio Dalka FM, Kota Meulaboh, Minggu (2/12/2018) malam.

Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat lintas generasi, dari anak milenial hingga ibu-ibu. Hadir juga dalam acara Ketua DPC PDI Perjuangan Aceh Barat, H. Bustan Ali.

Baca: Kubu Jokowi: Prabowo Coret Caleg Mantan Koruptor Saja Tidak Berani

Dalam komitmennya melayani masyarakat, Dony juga akan tetap memperhatikan dunia seni budaya dan wisata di Aceh, tentunya yang sesuai dengan syariah di Bumi Serambi Mekkah.

“Separuh gaji saya tiap bulannya akan saya sumbangkan untuk biaya perawatan Makam Teuku Umar yang saat ini fasilitas air bersih, tempat ibadahnya yang mulai tidak terurus,” ujarnya.

Secara khusus, Dony juga memberi perhatian terhadap wilayah pantai barat di Aceh bagian selatan. Menurutnya, segala pembangunan di wilayah tersebut, harus berorientasi kelautan. Hal ini sejalan dengan program Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

“Untuk para nelayan saya akan coba fasilitasi semua keperluan mereka dalam meningkatkan kinerja mereka, karena saya yakin sekali wilayah pantai barat selatan Aceh akan lebih maju jika masyarakatnya bersatu dengan laut,” ujarnya.

Sebagai politikus muda, Dony juga memberi perhatian khusus buat generasi anak-anak dan milenial di Bumi Serambi Mekkah. Dia menyoroti minimnya taman bermain anak di wilayah Aceh Barat.

“Untuk generasi milenial, saya juga ingin mereka melek start-up digital. Tentu start-up yang dirintis harus sesuai memecahkan persoalan masyarakat setempat,” ujarnya.