Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Derita di Balik Senyum Badut Jalanan di Martapura

Tampak luar, topeng dan pakaian badut yang ada di Jalan A Yani Martapura, Kabupaten Banjar terlihat mengumbar senyum.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Derita di Balik Senyum Badut Jalanan di Martapura
Banjarmasin Post/Hasby Suhaili
Sosok badut Ying yang berdiri di pinggir Jalan A Yani di kawasan Kota Martapura, Kabupaten Banjar 

TRIBUNNEWS.COM, BANJAR -- Tampak luar, topeng dan pakaian badut yang ada di Jalan A Yani Martapura, Kabupaten Banjar terlihat mengumbar senyum.

Sesekali, badut itu melambaikan tangan ke pengendara yang kebetulan lewat di akses jalan nasional itu.

Namun siapa sangka, tampilan topeng badut yang selalu tersenyum itu berbanding terbalik dengan sosok yang ada di baliknya yang rela bermandi keringat berjam-jam lamanya.

Demi apa? Sekadar uang receh dari para pengendara yang lewat.

Ya, Adalah Fahyani yang mengenakan kostum Badut Ying. Dirinya mulai berada dibalik sosok Badut Ying sejak pukul 17.00 wita hingga tengah malam, mandi keringat sudah jadi makanannya sehari-hari.

Baca: Heboh Pernikahan Crazy Rich Surabaya Berbiaya Fantastis, Ayah Mempelai Pria Pun Buka Suara

Bahkan bisa saja mengenakan kostum Badut Ying sejak siang hari. Kostum tersebut bukanlah miliknya, melainnya menyewa dari seseorang di Martapura.

“Panas, keringatan kalau pakai kostum badut. Tetapi mau bagaimana lagi, untuk mencari nafkah dan menghidupi orangtua yang hanya tinggal Ibu hidup di kampung,” katanya.

BERITA REKOMENDASI

Dia mengatakan, mengatasi panas keringat berada di dalam kostum badut, cara mengatasinya sesekali melepas topeng dan duduk beristirahat di pinggir jalan. Hanya bisa mengusap keringat yang bercucuran di bagian wajah.

Begitu pula diungkapkan M Farisi. Mengenakan badut Boneka Salju setiap hari mangkal di pinggir Jalan A Yani Martapura untuk mengais rezeki.

Dirinya juga mesti rela bermandikan keringat demi meringankan beban orangtuanya yang sehari-hari hanya bekerja sebagai pencuci botol.

“Meringankan beban orangtua, membiaya sekolah saya,” ungkap pelajar di salah satu SMK yang ada di Martapura.

Menjadi badut bukanlah baru kemaren sore dilakoninya, dirinya sudah menjadi badut sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama.

Menjadi kuli bangunan pernah dilakoninya, namun karena kontrak pekerjaan sudah habis maka tidak ada lagi pekerjaan hingga memilih menjadi badut di luar jam sekolah.

“Jelas panas, keringatan. Harus tahan demi meringankan beban orangtua dan membiayai sekolah saya,” tambahnya.

Meskipun kondisi keluarganya sangat kekurangan, Farisi bertekad untuk menyelesaikan sekolahnya,bBila perlu sampai kuliah meski bermodalkan jadi badut jalanan. Yang penting halal.

(banjarmasinpost.co.id/Hasby suhaily)

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Badut Ying Selalu Umbar Senyum, Inilah Sosok di Baliknya dan Fakta Sebenarnya Profesi Badut di Jalan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas