Suara Letusan Gunung Anak Krakatau Terdengar Terus Menerus dari Pulau Sebesi
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda memicu kekhawatiran warga di Pulau Sebesi, Lampung Selatan.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda memicu kekhawatiran warga di Pulau Sebesi, Lampung Selatan.
Pulau Sebesi merupakan pulau berpenghuni terdekat dengan Gunung Anak Krakatau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi terus-menerus membuat warga semakin khawatir.
Baca: Pernikahannya dengan Opick Belum Genap Seminggu, Bebi Silvana Curhat: Tak Akan Membela Diri
“Suara letusannya terus-menerus dan sangat kuat terdengar dari Pulau Sebesi,” kata Kasat Polairud Polres Lampung Selatan Iptu Yaya Sudrajat saat mengirim bantuan ke Pulau Sebesi, Selasa (25/12/2018).
Pasca-terjadinya gelombang tsunami yang ditengarai akibat erupsi Gunung Anak Krakatau, warga Pulau Sebesi memilih untuk mengungsi ke darat.
Sebanyak warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi dengan menggunakan kapal KN Jembio P.215 milik KPLP, Selasa, 25 Desember 2018.
Baca: Suara Dentuman dan Awan Panas Gunung Anak Krakatau Teramati dari Pos Pantau Rajabasa
Namun, kepulan material dari aktivitas Gunung Anak Krakatau tidak terpantau karena tertutup awan mendung.
Gunung Anak Krakatau mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak Juni 2018 lalu.
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terus berfluktuasi dalam enam bulan terakhir.
Baca: Warga Cianjur Heboh Suara Dentuman Misterius, Kaca Rumah Sampai Bergetar, Tapi Tak Tau Sumbernya
Peningkatan aktivitas erupsi juga sempat terpantau tinggi pada September dan Oktober lalu.
Gelombang tsunami yang menghantam kawasan pesisir Lampung Selatan dan Anyer, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam ditengarai akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
Longsoran material ke laut itulah yang diduga menimbulkan gelombang tinggi.
Dievakuasi