Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Posko Pengungsi Korban Tsunami Diguyur Hujan 5 Jam, Listrik Mati

Muhammad Salim (22), seorang relawan di posko MTSN 2 Pandeglang tersebut mengungkapkan hujan turun sejak tengah malam hingga pagi ini.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Posko Pengungsi Korban Tsunami Diguyur Hujan 5 Jam, Listrik Mati
Tribunnews.com/Reza Deni
Hujan di lokasi pengungsian, yang terletak di MTSN 2 Pandeglang. 

TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Lebih dari 5 jam hujan turun di Kecamatan Labuan, khususnya di posko pengungsi korban tsunami Selat Sunda yang terletak di MTSN 2 Pandeglang.

Muhammad Salim (22), seorang relawan di posko MTSN 2 Pandeglang tersebut mengungkapkan hujan turun sejak tengah malam hingga pagi ini.

"Sempat berhenti memang hujannya, tapi itu juga sebentar, enggak ada setengah jam berhenti, sehabis itu turun lagi," ujarnya, Rabu (26/12/2018).

Salim juga berkomunikasi dengan beberapa rekannya melalui telepon, dan hal yang sama juga dikabarkan oleh temannya tersebut.

"Teman saya jaga di sebelah agak jauh dari sini, bilang di sana hujan turun," kata Salim.

Baca: Kesaksian Warga: Buaya Tiba-tiba Naik ke Darat Satu Jam Sebelum Tsunami Menerjang

Adapun listrik sempat padam beberapa kali di MTSN 2 Pandeglang, dan membuat sejumlah pengungsi khawatir.

"Mereka mungkin masih trauma kalau malam listrik itu mati, di saat yang bersamaan mereka juga ngantuk, tapi air laut yang pasang dan aktivitas anak krakatau di satu sisi buat mereka khawatir," imbuhnya.

Baca: Beberkan Sikap 'Janggal' Dylan Sahara Sebelum Jadi Korban Tsunami, Sang Asisten: Aneh Sih, Bingung

Berita Rekomendasi

Namun, meski hujan turun, tampak sejumlah pengungsi satu per satu meninggalkan posko.

Sekira pukul 8.00 WIB, berbalutkan jas hujan dan membawa plastik besar, para pengungsi tersebut mengaku kembali ke rumah mereka.

"Iya saya mau cek bagaimana rumah saya, ini buat sementara saja, nanti sore kami ke sini lagi," ujar Hanip, seorang pengungsi yang tengah menyalakan sepeda motornya.

Hanip, tanpa berlama-lama, kemudian meminta istrinya untuk naik segera.

Di belakang Hanip, beberapa menit kemudian, sejumlah pengungsi lengkap dengan bawaan mereka dan payung juga meninggalkan posko pengungsi.

Seperti diketahui, bencana tsunami Selat Sunda yang melanda sejunlah wilayah di Banten dan Lampung Selatan sudah merenggut lebih dari 400 korban meninggal dunia.

BNPB mencatat insiden itu mengakibatkan 429 orang meninggal dunia.

Selain mengakibatkan korban meninggal dunia, sebanyak 1.485 orang mengalami luka-luka, 154 orang masih hilang, dan 16.082 orang mengungsi.

Data itu baru data sementara yang diterima dan dirilis BNPB pada Selasa 25 Desember 2018, per pukul 13.00 WIB.

Tsunami itu mengakibatkan kerusakan secara fisik. Tercatat sudah 882 unit rumah mengalami kerusakan, 73 unit penginapan meliputi hotel dan villa, hingga 1 Dermaga rusak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas