Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebagian Pengungsi Tsunami di Banten Tidur di Teras Ruko

Samriah (58), satu dari ratusan pengungsi dari Kecamatan Labuan yang terpaksa mengungsi di pelataran ruko

Editor: Sanusi
zoom-in Sebagian Pengungsi Tsunami di Banten Tidur di Teras Ruko
Ega Alfreda
Sebagian pengungsi yang rela tidur di pelataran rumah toko di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rabu (26/12/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNNEWS.COM, LABUAN - Banyak pengungsi di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang terpaksa mengungsi di pelataran rumah toko pasca tsunami yang menghantam Banten dan sekitarnya.

Samriah (58), satu dari ratusan pengungsi dari Kecamatan Labuan yang terpaksa mengungsi di pelataran ruko karena tempat tinggalnya berada di bibir pantai.

"Masih takut balik ke rumah. Apalagi kemarin banyak kabar air pasang. Rela-relain aja di sini," ujar Samriah di Posko Krakatau, Rabu (26/12/2018).

Ia juga bercerita, kejadian tsunami pada Sabtu (22/12/2018) berlangsung cepat tanpa ada tanda-tanda gempa bumi dan peringatan dari petugas setempat.

"Ada ombak gede, semua lari. Pada teriak tolong. Cucu gak dibawa. Sampe siang baru balik lagi bawa cucu," ucap Samriah.

Baca: Penyebab Jose Mourinho Diperlakukan Kejam oleh Manchester United

Yandi (29) warga Labuan juga harus rela tidur hanya beralaskan tikar tipis dan sarung yang sudah ia gunakan tiga hari tiga malam di teras-teras toko.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, posko pengungsian yang terbatas itu sudah penuh oleh warga yang umumnya didominasi oleh perempuan dan anak.

"Di sini pengungsi perlu tempat tidur dan selimut. Kalau makan insha Allah aman walau seadanya juga," tutur dia.

Ia mengatakan sempat kembali ke rumahnya namun masih terdapat genangan air sekira 50 sentimeter di dalam rumahnya.

Menurut dia, beberapa teman dan tetangganya pun juga ditemukan meninggal dunia, karena saat kejadian berada di dalam rumah.

"Perahu dan rumah hampir semua hancur. Kalau ada yang selamat juga paling rusak. Kalau yang hancur total gak bisa sipakai lagi, dan masih ada yang belum diketahui dimana," kata Yandi.

Ia berharap, untuk kedepannya posko pelayanan kesehatan dan pengungsian diperbanyak dan fasilitas di dalamnya diperbarui kembali.

Sebab, tak menutup memungkinkan pengungsi akan terus bertambah setiap harinya.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas