Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita tentang Firasat Buruk Penumpang Bus Bali Radiance yang Tewaskan 3 Penumpang di Situbondo

"Mulai dari keluar rumah makan jalannya zig-zag dan selalu mengambil jalur kanan. Bukan jalurnya. Saya mbatin kalo gini terus pasti nanti kecelakaan."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cerita tentang Firasat Buruk Penumpang Bus Bali Radiance yang Tewaskan 3 Penumpang di Situbondo
KOMPAS.COM/Ira Rachmawati
Evakuasi bus Bali Radiance yang mengalami kecelakaan di jalur Pantura yang menghubungkan Situbondo dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Kamis (27/12/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI -  Kecelakaan bus bus Bali Radiance nomor polisi DK 9238 FC jurusan Surabaya-Denpasar di jalur Pantura, Jalan Raya Situbondo, Kapuran, Ketapang, Banyuwangi, Rabu (26/12/2018) menjelang tengah malam menyebabkan 3 penumpangnya tewas di tempat.

Bus ini menyalip truk di depannya menggunakan jalur kanan dan dari arah Banyuwangi meluncur bus Titian Mas jurusan Denpasar-Surabaya nomor polisi EA 7304 A. Tabrakan fatal tak terhindarkan. 

Sopir bus Bali Radiance membanting setir ke kanan, namun karena jarak terlalu dekat, bagian depan bus membentur bagian belakang bus Titian Mas.

Rahmat, penumpang yang selamat pada kecelakaan antara bus Bali Radiance dan bus Titian Mas kepada Kompas.com, Kamis (27/12/2018), mengaku sudah punya firasat akan terjadi kecelakaan pada bus yang ia tumpangi.

Firasat itu muncul sejak bus Bali Radiance keluar dari rumah makan setelah istirahat. Bus yang membawa belasan penumpang tersebut berangkat dari Surabaya, Rabu (26/12/2018) sekitar pukul 18.00 WIB dan diperkirakan tiba di Denpasar Bali pada Kamis (27/12/2018) pagi.

"Firasat itu muncul karena supirnya ugal-ugalan parah. Mulai dari keluar rumah makan jalannya zig-zag dan selalu mengambil jalur kanan. Bukan jalurnya. Saya mbatin kalo gini terus pasti nanti kecelakaan," katanya.

Baca: Sopir Nyetir Ugal-ugalan, Bus Bali Radiance Tabrak Bus Titian Mas di Pantura Situbondo: 3 Ttewas

Rahmat juga menjelaskan seharusnya ia dan penumpang bus lainnya bukan menaiki bus Bali Radiance tapi bus Wisata Komodo. Namun mereka dipindah dengan alasan bus Wisata Komodo rusak dan sedang diperbaiki.

Berita Rekomendasi

"Ini tiketnya saya beli 180 ribu. Tapi penumpang lain ada yang beli 200 ribu. Beda-beda harganya," kata Rahmat sambil menunjukkan tiket bus miliknya yang bertuliskan Bus Wisata Komodo.

Rahmat mengaku takut tidur sepanjang perjalanan karena bus melaju kencang. Namun, sebelum kecelakaan, Rahmat yang duduk di bangku paling belakang sempat memberikan bantal kepada penumpang di sebelahnya agar kepalanya tidak terbentur.

"Dan akhirnya sempat tertidur sebentar lalu bangun sambil pegangan karena busnya oleng sambil mbatin ini kecelakaan. Tiba-tiba gelap dan busnya terguncang," jelas Rahmat.

Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi sepasang nenek dan kakek yang duduk tepat di belakang supir karena kondisi bagian depan bisa rusak parah.

"Suami istri, opa oma. Saya khawatir kondisinya. Soalnya oma sempat terjepit dan terakhir dievakuasi," jelas Rahmat.

Hal sama juga dirasakan Raphael penumpang lainnya. Dia menyatakan, supir bus selalu mengambil jalur kanan yang bukan lintasannya bahkan kecepatannya juga di atas rata-rata.

"Saya ini merasa sopirnya ambil kanan terus dan ngebut. Saya lihat penumpang tegang semua. Sepertinya nggak ada yang tidur nyenyak. Kalau busnya masih bagus dan AC. Penumpangnya tidak full kok," tambahnya.

Sementara itu, Andri, warga Madiun penumpang bus Titian Mas yang duduk di belakang kernet mengaku kaget saat tiba-tiba ada bus di depannya. Untuk menghindari tabrakan, sopir banting ke kanan karena bus di depannya mengambil jalur yang bukan jalurnya.

Namun, karena jarak sudah dekat, bagian belakang bus ditabrak dan dia merasakan guncangan yang cukup keras hingga menyadari bus yang dia tumpangi terguling di tengah jalan. "Yang meninggal di bagian belakang yang ditabrak, dekat toilet," jelasnya.

Sementara penumpang yang selamat diistirahatkan di masjid dekat tempat kejadian perkara sambil menunggu jemputan bus pengganti untuk melanjutkan perjalanan ke Bali.

Petugas kepolisian membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam untuk mengevakuasi korban yang terjepit serta menarik bodi bus yang melintang di tengah jalur Pantura yang menghubungkan Situbondo dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Total ada 3 orang yang tewas dalam kejadian tersebut yaitu Thephik Hie (70) warga desa Padang Sambiyan, Denpasar Barat, Marwi (41) warga Dusun Dowo, Desa Baleng, Kecamatan Ngasem Bojonegoro, dan Ahmad Nizar Zulmi (23) Dusun Nging, Desa Bareng, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.

Sementara itu, ada 3 penumpang yang luka berat dan 9 penumpang luka ringan. Semua korban dibawa ke RSUD Blambangan.

Jalur Pantura sudah mulai dibuka pada Kamis (27/12/2018) sekitar pukul 04.30 WIB dan untuk sementara diberlakukan buka tutup satu arah untuk pembersihan jalur.

Namun, Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi memastikan tidak sampai Kamis siang, jalur sudah aman dan lalu lintas kembali normal. Video Pilihan 00:18 / 11:29 Di Balik Ugal-ugalan Metromini PenulisKontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Laporan: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Korban Bus Terguling Banyuwangi, Sempat Ganti Bus dan Takut Tidur

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas