Pengungsi Tsunami di Serang dan Pandeglang Banten Lebih dari 18 Ribu Orang
Korban tsunami Selat Sunda hingga saat ini masih mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang tersebar di Kabupaten Serang dan Pandeglang.
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Takut terjadi tsunami susulan, ribuan warga di Serang dan Pandeglang Banten masih mengungsi.
Korban tsunami Selat Sunda hingga saat ini masih mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang tersebar di Kabupaten Serang dan Pandeglang.
Data terkini warga yang mengungsi berjumlah 18.794 jiwa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari posko media center Polda Banten, warga yang mengungsi terbagi dalam dua kabupaten yakni Pandeglang dan Serang.
Jumlah pengungsi paling banyak terdapat di Pandeglang yakni 14.395 jiwa yang tersebar di 43 lokasi.
Sementara di Kabupaten Serang pengungsi yang masih bertahan sebanyak 4.399 jiwa tersebar di 11 lokasi.
Baca: Ifan Seventeen Menangis Ceritakan Dylan Sahara sempat Minta Peluk dan Cium sebelum Terjadi Tsunami
Pantauan Kompas.com pada Kamis (27/12/2018), para pengungsi memenuhi posko-posko pengungsian yang dibangun di sejumlah tempat seperti kantor desa, kantor kecamatan, masjid, sekolah hingga stasiun radio.
Sebagian besar masih bertahan di pengungsian dengan alasan takut pulang ke rumah lantaran adanya isu tsunami susulan, atau rumahnya hancur akibat tsunami yang menerjang pada Sabtu (22/12/2018) lalu.
Satu di antara pengungsi yang masih bertahan adalah Ani, warga Kampung Siruang, Desa Caringin, Kecamatan Labuan.
Ibu dua anak ini mengaku belum berani pulang ke rumah lantaran masih khawatir dengan kabar soal tsunami akan kembali menerjang.
"Dapat kabar dari orang-orang kalau bakal ada tsunami lagi, Gunung Anak Krakatau masih meletus, saya belum belum berani turun," kata dia yang mengungsi di Posko Tenjohalang, Kecamatan Jiput, berjarak lima kilometer dari rumahnya.
Ani memilih pengungsian yang berada di kawasan perbukitan, kendati jarak dari rumahnya cukup jauh.
Ini dilakukan untuk mengindari tsunami, dimana menurut kabar yang dia dapat kekuatan lebih besar dibanding tsunami kemarin.
"Jaga-jaga saja, kalau mengungsi di dataran rendah sama saja, mending yang jauh sekalian," ujar dia.
Sementara pengungsi lain, Wahyudi warga kampung Panguseupan, Labuan memilih bertahan di pengungsian lantaran rumahnya rusak karena tsunami kemarin.
"Saya kemarin sudah pulang ke rumah, eh malah banjir, ya sudah mau bagaimana lagi, mending di sini dulu, yang penting keluarga aman, urusan nyaman atau enggak, itu belakangan, asal selamatkan diri dulu," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "18.794 Warga Serang dan Pandeglang Masih Mengungsi, Takut Tsunami Susulan"