Jembatan Batudawa Karangasem Putus Diterjang Banjir, 130 KK Terisolir
Jembatan yang menghubungkan Banjar Mekar Sari dan Banjar Apad Sari, Desa Batudawa, Kecamatan Kubu, Karangasem, putus.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Jembatan yang menghubungkan Banjar Mekar Sari dan Banjar Apad Sari, Desa Batudawa, Kecamatan Kubu, Karangasem, putus, Minggu (6/1/2019) pukul 14.00 Wita.
Akibatnya, 130 kepala keluarga (KK) di Banjar Apad Sari terisolir dan belasan kendaraan wisatawan terjebak.
Akses utama warga dari dua banjar itu putus lantaran diterjang aliran Tukad Apad siang kemarin. Saat itu, hujan lebat mengguyur Batudawa.
Sejumlah daerah di Bali kemarin siang, yang bertepatan Hari Umanis Kuningan, juga diguyur hujan lebat. Seperti Karangasem, Bangli, Gianyar, dan Jembrana.
Menurut warga asal Batudawa yang juga anggota DPRD Karangasem, I Wayan Dikep, hujan lebat di desanya turun dari pukul 12.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita.
Hujan membuat air di Tukad Apad mengalir dengan deras hingga meluap dan menghancurkan jembatan sepanjang 10 meter.
"Penyebabnya memang banjir. Hujan sangat lebat, sehingga jembatan putus. Belum pernah terjadi kasus seperti ini sebelumnya. Ini yang pertama kali," ungkap Dikep.
Jembatan tergerus hingga ke dasar. Jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 6 meter tak tersisa.
Sekitar 130 KK di Banjar Apad Sari terisolir karena jembatan putus total. Aktivitas warga terhambat, seperti berdagang, sekolah, dan sembahyang.
Baca: Pengendara Ojol Penabrak Kapolda Sumsel Menyerahkan Diri, Saya Kabur karena Tak Tahu itu Kapolda
"Tadi ada upacara (odalan) di Batudawa Klod, sehingga aktivitas warga terhambat," jelasnya.
Saat ini kendaraan roda II dan IV tidak bisa melintas. Untuk kendaraan roda II bisa mencari jalan alternatif, hanya saja kondisi jalan rusak parah dan jaraknya jauh.
Jembatan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki, itupun harus lewat pinggir sungai. Tapi warga harus hati-hati menyeberang sungai saat hujan turun.
Untuk siswa yang sudah mulai bersekolah hari ini, harus jalan kaki lalu menyeberangi Tukad Apad. Sedangkan pedagang terpaksa meliburkan diri untuk sementara.
"Warga pasti kesulitan menjual hasil kebunnya," tambah Dikep.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.