Alasan Warga Aceh Tetap Pilih Terbang Jakarta via Kuala Lumpur Walau Tarif Tiket Pesawat Telah Turun
Sebagian warga Aceh tetap memilih rute penerbangan internasional, Banda Aceh – Kuala Lumpur – Jakarta walau tarif tiket pesawat sudah turun.
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kesepatan maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menurunkan harga jual tiket pesawat rute domestik, ternyata tak mendapat sambutan meriah di Aceh.
Pasalnya, penurunan harga tiket domestik yang digembar-gemborkan turun sampai 60 persen, ternyata masih jauh dari harga penerbangan rute internasional.
Itu sebabnya, sebagian besar warga Aceh akan tetap memilih rute penerbangan internasional, Banda Aceh – Kuala Lumpur – Jakarta atau kota lainnya di Indonesia.
Hal itu diungkap oleh Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin SH dan Wakil Ketua Komisi IV DPR Aceh, Asrizal H Asnawi, secara terpisah kepada Serambinews.com, Senin (14/1/2018).
Baca: Luhut: Demi Kepentingan Publik, Tarif Tiket Pesawat Diturunkan
Baca: Menteri Pariwisata : Alhamdulilah Tarif Tiket Penerbangan Turun
Baca: Petisi Turunkan Harga Tiket Pesawat Tidak Pengaruhi Okupansi Garuda Indonesia di Solo
Pernyataan masih mahalnya harga tiket pesawat rute domestik (dalam negeri) ini juga disampaikan sejumlah warganet dalam kolom komentar berita yang diunggah di Fanspage Serambinews.com.
Sehingga beberapa dari mereka akan tetap terbang via Kuala Lumpur, Malaysia.
“Naik 120%, turun 60%. Artinya masih juga naik 60% donk.. mau ngibul ceritanya,” tulis pemilik akun Maulidar.
Sementara itu, dalam postingan berita berjudul "Harga Tiket Turun, Terima Kasih Aceh" di Fanspage Facebook Serambinews.com, banyak warganet menyatakan, meski dinyatakan sudah turun, tapi harga tiket penerbangan domestik masih jauh lebih mahal dari sebelumnya.
"Masih dalam pembodohan, tidak ada penurunan harga , jika dihitung.. harganya 0,0,0,0,02% beda tipis..," tulis Muhammad Yani.
"Bukan langsung 60% turunnya tetapi bervariasi antara 20-60%, kalau kita hitung lagi masih kemahalan juga dari sebelumnya," timpal Darma Bubon.