Terlahir Tanpa Anus, Balita di Bantul Ini Butuh Uluran Bantuan
Agung Widodo, balita 1,3 tahun asal Bantul yang terlahir tanpa anus membutuhkan uluran bantuan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL- Agung Widodo, balita 1,3 tahun asal Bantul yang terlahir tanpa anus membutuhkan uluran bantuan.
Anak keempat dari pasangan Warsih (41) dan Budi Raharjo (51) ini harus menjalani serangkaian operasi.
"Kalau biaya operasinya sih sudah ditanggung dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Tapi yang memberatkan membeli kantong kolostomi dan biaya sekolah anak-anak," kata Warsih, saat ditemui Tribunjogja.com, di rumahnya di Dusun Karasan 06, Palbapang, Bantul, Jumat (18/1/2019).
Warsih sehari-hari tidak bekerja. Ia hanya di rumah mengurus keempat buah hatinya yang masih kecil.
Sementara suaminya, Budi Raharjo bekerja sebagai buruh bangunan.
"Anak saya masih kecil-kecil. Kalau saya tinggal bekerja. Tidak ada yang mengurus. Apalagi nomer dua sering sakit dan si bungsu (Agung Widodo) juga sakit," tuturnya.
Warsih memiliki empat anak, mereka adalah Fandi Nugroho (13) duduk di bangku kelas 1 SMP, Faris Dwi Santoso (11) kelas 4 Sekolah Dasar, Irma Rahmawati, sekolah di TK dan terakhir Agung Widodo 1,3 tahun yang terlahir tanpa anus.
Si bungsu, Agung Widodo, selama ini harus menjalani perawatan ekstra.
Setiap dua hari sekali Warsih harus mengganti kantong kolostomi yang menempel di perut sebelah kiri.
Kalau kelamaan kantong tidak diganti, kata Warsih, bisa menimbulkan iritasi dan infeksi.
"Jika terlalu lama tengkurep juga bisa lecet bahkan sampai berdarah. Harus hati-hati," tuturnya.
Kantong kolostomi harus diganti dua hari sekali.
Padahal harga satu kolostomi bag ini bagi keluarga Warsih tidaklah murah.