Jawab Pertanyaan Pelajar Soal Kabar Menghilangnya,Wabup Trenggalek: Saya Diam karena Salah
Gus Ipin mendapatkan pertanyaan dari salah seorang audien, terkait kepergiannya ke luar negeri.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wakil Bupati Trenggalek, M Nur Arifin atau Gus Ipin, menjadi pembicara diskusi bersama Seno Bagaskoro, Ketua Aliansi Pelajar Surabaya, di rumah HOS Tjokroaminoto, Jalan Peneleh 29-31 Surabaya, Sabtu (26/1/2019).
Usia membawakan materi bertajuk Indonesia Super Power 2045, Gus Ipin mendapatkan pertanyaan dari salah seorang audien, terkait kepergiannya ke luar negeri tanpa izin.
Meski sedikit melenceng dari tema diskusi, Gus Ipin tetap menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya di sini bukan klarifikasi atas berita yang sudah beredar. Saya diam karena saya salah. Kedua saya merasa bahwa itu urusan rumah tangga birokrasi," katanya.
"Kenapa saya tak izin? Saya diundang kampus di London, saya sudah katakan mengundangnya jangan saat saya jadi bupati, karena saya punya waktu 2 tahun aja, saya pingin jadi bupati tidak sibuk untuk urusan itu," tambahnya.
Gus Ipin menjelaskan untuk itu akhirnya, universitas London yang mengundangnya memutuskan memajukan acara, sehingga terkesan tergesa-gesa.
Sementara itu, izin kepergian tak bisa mendadak dan harus 18 hari sebelum kepergian.
Gus Ipin mengaku memang tidak mengajukan izin, karena acara maju dan tiket pesawat dan semua keperluan sudah siap,
"Saya sudah hadir, karena sudah tertulis di sana. Saya belajar saja, saya tak mau kehilangan momen ketemu orang hebat di sana, karena kebanyakan orang-orang hebat asal Indonesia itu tidak mau pulang karena merasa tidak diapresiasi di negaranya," jelas Gus Ipin.
Baca: Wakil Bupati Trenggalek Dikabarkan Menghilang dan Tidak Masuk Kerja, Adakah Sanksi yang Menunggunya?
Di sana dia bertemu para ilmuwan lulusan universitas Internasional terkenal seperti Sorbonne dan Munchen.
Gus Ipin berencana akan menemukan mereka dengan anak-anak Trenggalek yang juara bikin robot.
"Bayangin ketemu anak-anak gitu kalau gak kepakai. Ide-ide saya yang mahasiswa DO nggak nyandak. Saya fokusnya tidak mau kehilangan momen untuk bertemu mereka yang hebat, makanya tetap berangkat. Saya nggak bersuara karena ini urusan rumah tangga birokrasi," tambahnya.
Alasan itu juga yang membuat Gus Ipin tetap berangkat meski tidak dapat uang saku dinas, dia memilih untuk menggunakan uangnya pribadi.
"Saya nggak bisa mengulang momen itu. Kalau ke luar negeri pakai uang saku, mending saya pakai uang sendiri biar nggak ketinggalan momen," tegasnya.
Gus Ipin berpesan kepada audien, jika masuk masuk politik jangan gampang baperan.
"Saya salah, ini bukan contoh yang baik. Sekarang sudah diproses di kementerian. Jangan ditulis sebagai bentuk klarifikasi ya," guraunya.