Muslimah NU Telusuri Isu Serbuan TKA di Morowali
Untuk membuktikan kabar tersebut, Muslimah Nahdlatul Ulama (NU), melakukan kunjungan kerja ke IMIP
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Informasi palsu tentang serbuan Tenaga Kerja Asing (TKA) di kawasan industri IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park), Morowali, Sulawesi Tengah terus dihembuskan.
Untuk membuktikan kabar tersebut, Muslimah Nahdlatul Ulama (NU), melakukan kunjungan kerja ke IMIP.
Baca: Peringatan Harlah Ke-73 Muslimat NU Dirangkai dengan Deklarasi Antihoaks, Antifitnah dan Antighibah
Dalam keterangan pers yang diterima, selama dua hari, dari tanggal 28 hingga 29 Januari 2019, Muslimah NU melihat langsung situasi kawasan industri seluas dua ribu hektare itu.
Anggota Dewan Pakar Muslimah NU, Prof DR Hj. Masruroh yang turut dalam rombongan memberikan pernyataan saat kunjungan tersebut.
Rombongan sudah mengelilingi semua kawasan dari pabrik, pelabuhan, mess buruh, sampai ke dapur. Masruroh mengakui memang melihat ada pekerja asal Tiongkok.
Tapi jumlahnya hanya sekitar tiga ribu diantara pekerja asli Indonesia yang jumlahnya 32 ribu.
“Kalau dikatakan seperti yang viral di sosial media (Facebook), bahwa ada ratusan ribu bahkan jutaan TKA Cina di Morowali, itu hanya hoaks," kata Masruroh yang juga mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu.
Jadi perbandingannya, kata Masruroh, pekerja asal Tiongkok hanya sekitar sembilan persen dari total pekerja di IMIP.
Masruroh mensyukuri serapan tenaga kerja Indonesia di IMIP sangat besar.
"Dari penjelasan pihak IMIP, mereka (TKA) nantinya akan kembali ke negaranya setelah transfer teknologi kepada karyawan Indonesia selesai. Artinya, ini merupakan hal yang positif bagi kita semua karena skill tenaga kerja kita semakin bertambah," katanya.
Keberadaan kawasan industri IMIP ini, mempunyai dampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat Morowali secara khusus dan Indonesia secara umum.
Sebagai pendidik, Masruroh mengapresiasi IMIP yang juga membuka Politeknik Industri Logam di Morowali.
“Lulusannya mendapat prioritas untuk bergabung di kawasan industri IMIP. Ini bagus sekali,” katanya.
Masruroh berharap seleksi masuk Politeknik Industri Logam Morowali juga harus dilakukan ke daerah-daerah lain. Tujuannya membuka peluang yang sama bagi lulusan SMA yang ada di daerah seperti Kalimantan dan Papua.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko berkali-kali menegaskan agar masyarakat jangan mudah termakan informasi palsu tentang serbuan Tenaga Kerja Asing.
“Kita tidak diam. Kita akan awasi industri yang menyalahi aturan,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya Rabu, 30 Januari 2019.
Kantor Staf Presiden bahkan pernah mengirimkan belasan jurnalis untuk melakukan investigasi lapangan di kawasan IMIP, Agustus lalu.
Baca: Yenny Wahid: Muslimat NU Tak Lagi Diam
Selama di lapangan, para jurnalis bebas untuk melakukan penelusuran. Saat itu para jurnalis menemukan TKA asal Tiongkok yang bekerja di Morowali jumlahnya kurang dari sebelas persen dari total pekerja.
Berkurangnya jumlah TKA dalam enam bulan terakhir, disebabkan pekerja konstruksi asal Tiongkok sudah banyak yang pulang.