Rumah akan Dijual Keluarga Almarhum Suami, Istri Pencipta Hymne Guru Bingung Cari Tempat Tinggal
rumah berukuran luas 15 meter X 8 meter itu akan dijual, oleh keluarga besarnya. Di depan rumahnya, terpampang tulisan yang menunjukan rumah dijual
Editor: Sugiyarto
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku. Sebagai prasasti terima kasihku, tuk pengabdianmu...
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Penggalan kalimat di atas merupakan lirik lagu berjudul 'Hymne Guru' yang diciptakan oleh almarhum Sartono. Dia merupakan guru seni musik kelahiran Madiun, 29 Mei 1936.
Selama hidupnya, Sartono hidup di Jalan Halmahera no 98, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Sartono wafat pada 1 November 2015.
Di rumah berdinding kayu itu, Sartono tinggal bersama istrinya, Ignatia Damijati dan anak angkatnya, Ratno. Selama hidupnya, Sartono dan Damijati tidak dikaruniai keturunan.
Kini, rumah berukuran luas 15 meter X 8 meter itu akan dijual, oleh keluarga besarnya. Di depan rumahnya, terpampang tulisan yang menunjukan rumah itu akan dijual.
Damijati menuturkan, rumah yang selama ini ia tempati itu sudah ditawarkan untuk dijual oleh keluarga suaminya sejak Hari Raya Idul Fitri 2018, lalu. Namun, hingga saat ini rumah bercat putih itu belum laku.
"Iya, benar. Setelah Hari Raya Idul Fitri, tahun lalu dipasang tulisan itu. Tapi belum laku. Saya tidak tahu rencana menjual rumah, itu rencana saudara suami saya. Katanya, mau dibagi ke ahli waris," kata Damijati (68) di rumahnya, Rabu (30/1/2019), sore.
Ia mengaku hanya bisa pasrah dan tidak mau ikut campur dalam proses penjualan rumah itu. Sebab, rumah tersebut merupakan rumah warisan milik keluarga suaminya.
"Saya nggak tahu urusan jual menjual rumah. Ini rumahnya keluarga Pak Sartono, jangan tanya itu. Nanti saya yang disalahkan," katanya.
Dia mengatakan, bila rumah tersebut laku dijual, ia belum tahu akan tinggal di mana. Sebab, ia belum memiliki uang untuk menyewa atau membeli rumah.
Damijati, pernah berpikir untuk menjual seperangkat gamelan di rumahnya, yang biasa digunakan untuk mengiringi saat ia tampil bersama grup kesenian ketoprak, dan hasil dari penjualan itu akan digunakan untuk menyewa rumah. Namun, ia mengurungkan niatnya.
Sambil menunggu ada pembeli yang membeli rumah suaminya, Damijati mengumpulkan uang pensiunnya.
Selain mengandalkan uang pensiun, mantan guru SDN Klegen, ini juga mengelola usaha penyewaan baju adat dan grup kesenian ketoprak.
Dia menceritakan, tetangganya bernama Mukanah (69) pernah mencoba menawarkan rumah itu kepada Maidi (Wali Kota Madiun yang baru saja terpilih), yang kala itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Madiun. Alasaannya, agar dirinya tetap dapat tinggal di rumah itu.