Bangkai Lumba-Lumba Terdampar di Pantai Kuta, Penyebab Kematiannya MIsterius
Diperkirakan matinya lumba-lumba sudah lebih dari tiga hari yang lalu dan untuk mengetahui penyebab kematian menunggu hasil otopsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Busrah Ardans
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bangkai seekor lumba-lumba berwajah hitam dan terlihat seperti gosong ditemukan warga terdampar di pantai Kuta, Badung, Selasa (5/2/2019) pagi tadi.
Ketua Pengelola TEC Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, I Made Sukanta menuturkan lumba-lumba tersebut sudah dievakuasi oleh unit Rescue TCEC, Serangan.
"Sudah dievakuasi oleh tim TCEC Serangan. Tadi kita dapat info dolphin yang sudah mati. Diperkirakan matinya sudah lebih dari tiga hari. Jam ditemukannya pagi tadi oleh masyarakat," tuturnya.
Ia pun belum bisa memastikan penyebab satwa dilindungi itu mati.
"Dugaannya kita masih tunggu hasil otopsinya. Mungkin nanti malam hasilnya bisa diketahui. Nanti ada dokter yang berikan informasi lengkapnya ke kita," ujarnya.
Baca: Live Streaming Liga Champions Asia Home United Vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Unggul Sementara
Sementara pada bagian tubuh lumba-lumba yang tampak hitam, dugaannya ada pembusukan.
"Di badan dia itu bisa saja terjadi pembusukan. Maka dari itu kemungkinan matinya lebih dari tiga hari. Dibawa arus ke daratan sesuai dengan arah angin dan terdampar. Kalau jenisnya saya juga belum tahu pasti," tambahnya.
Baca: Seekor Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Kondisi Menyedihkan, Kurus dan Mulut Terlilit Plastik
Fathur sebagai staf Perizinan Penangkaran dan Lembaga Konservasi BKSDA Provinsi Bali juga mengiyakan adanya peristiwa itu.
"Iya benar ada, cuma belum terkonfirmasi siapa teman yang mengevakuasi," kata Fathur.
Ia menyebutkan, belum tahu pasti faktor apa yang menyebabkan dolphin itu terdampar.
"Tapi banyak faktor. Biasanya kan ada luka, tapi kita kurang tahu, luka itu karena apa. Luka karena terbentur atau karena apa, belum jelas. Si Dolphin ini kan perairan dalam, apa karena predator atau lainnya, belum tahu pasti," sebutnya.
Baca: Live Streaming Liga Champions Asia Home United Vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Unggul Sementara
Ia juga membeberkan kejadian serupa pernah terjadi di pantai Sindu tahun 2017 yang juga terdampar dalam kondisi mati, berjumlah satu ekor.
"Biasanya bangkai hewan itu dikubur, mungkin di sekitar TCEC Serangan. Kan di sana juga ada dokter hewannya jadi kemungkinan diotopsi di sana lalu dikubur. Mungkin secara anatomi dia bisa mengetahui tapi penyebabnya di laut, sulit," bebernya.
Ia menduga warna seperti gosong pada lumba-lumba malang itu, karena terpapar matahari.
"Mungkin kena matahari, apalagi kata masyarakat sudah beberapa hari. Tapi ada juga dolphin yang agak gelap. Enggak tahu persis ya, gelap karena apa," ungkapnya.
Ditanya apa ada kasus perburuan oleh nelayan, jawabnya dari pantauan BKSDA selama ini, belum ada.
Sedangkan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA, Ketut Catur Marbawa juga menjelaskan kasus itu sementara ditangani oleh teman-teman dari TCEC.
"Mereka punya unit untuk rescue-nya. Tapi Saya belum dapat laporannya juga ini sementara menunggu hasilnya, dugaannya kenapa," ujarnya.
Dalam beberapa kasus, ucapnya memang biasanya terdampar dan sudah dalam keadaan mati atau menjadi bangkai. Dan biasanya tidak sengaja tersangkut jaring nelayan.
"Cuma dalam peristiwa ini menurut penduduk setempat kan kelihatan sejak lima hari lalu sudah keliaran. Kemudian sudah diusir tapi tiba-tiba ditemukan di daratan sudah mati.
"Kalau Kemungkinan sakit atau radarnya sudah rusak bisa jadi seperti itu. Mungkin saja. Hanya saja kami pastikan bahwa lumba-lumba adalah satwa yang dilindungi," katanya.