Melihat Manfaat dan Potensi Kelor di Kampung Konservasi Kelor Indonesia di Blora
Sejumlah petani memilih dan memanen daun kelor segar di Kampung Konservasi Kelor Indonesia itu.
Editor: Sugiyarto
Dudi yang pernah menyabet penghargaan dari Jerman karena temuannya mengunci nutrisi kelor terbaik di dunia, menyediakan resort untuk para tamu yang datang.
Ada sekitar 10 unit rumah bambu cantik menghadap hutan dan hamparan persawahan. Selain tanaman kelor, puluhan jenis tanaman seperti umbi-umbian, beragam bunga dan palawija juga dibudidayakan di sekitar resort.
Di lantai dua Puri Kelorina, bisa ditemui pula hamparan kebun hidroponik dan aquaponik yang menyejukkan mata. Uniknya di kebun ini, kelor digunakan pupuk utama.
Nah, di kebun ini pengunjung bisa memetik aneka sawi, cabai, loncang, ciplukan, dan selada yang tumbuh subur dan gemuk-gemuk.
Beragam penganan dan minuman berbahan kelor disuguhkan pada pengunjung, seperti sayur asem, bothok, pizza, mi ayam, kue-kue kering, cokelat, jus kelor, kopi, dan teh.
Titik Marwiyah menyebut, secara rutin pihaknya memberikan pelatihan pada masyarakat seperti pengolahan aneka makanan bergizi berbahan kelor.
Alumnus Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu mengatakan, mereka yang sudah mendapat pelatihan, digandeng melalui UKM untuk ikut menyediakan produk unggulan PT MOI.
Dalam waktu dekat, Titik juga akan membuka restoran kelor untuk tamu-tamu yang ingin mencicip aneka olahan kelor.
”Kami meyakini, kelor akan menjadi tanaman penting bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.” Kata Dudi sembari menyebut pihaknya sudah mendapat kunjungan dari berbagai negara seperti Malaysia, Timur Tengah, Korea, dan Eropa yang ingin belajar budidaya kelor.
Susi Kristanti, salah satu pengunjung mengatakan, dia dan keluarga menikmati wisata kelor. Jauh-jauh dari Pasuruan, dia yang datang bersama keluarga mengaku penasaran dengan beragam olahan kelor.
”Piknik ke sini sangat bermanfaat, anak-anak senang, kami juga bisa beli produk kelor yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan,” katanya.
Penulis : Yeti Kartikasari, Blogger dan Pendidik, tinggal di Pandaan, Pasuruan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.