Kisah Putra, Bocah SD Yatim Piatu Jualan Cilok Hidupi Keluarga, Ditabrak Mobil Diminta Gati Rugi
Ditinggal pergi kedua orangtua untuk selamanya tidak membuat Muhammad Saputra menyerah menghadapi kehidupan.
Editor: Sugiyarto

"Diomelin suruh ganti rugi, tapi ada yang belain juga."
"Kalau disuruh ganti rugi mah nanti uang cilok habis semua," kata bocah yang selalu tersenyum ini.
Ia juga pernah diusir oleh seorang pedagang cilok lainnya karena dianggap mengambil wilayah berjualan si pedagang.
Putra mengatakan, tak jarang orang-orang yang datang membeli dagangannya memberikan uang lebih sebagai bentuk rasa iba.
"Ada lumayan dikasih buat jajan Rp 20 ribu, Rp 30 ribu," jelasnya.
Cilok-cilok yang dijual Putra dibuat oleh tetangga sebelah rumahnya yang bernama Ratini.
"Putra yang jualin, saya yang bikinin doang. Kasihan enggak ada yang bantuin," kata Ratini.
Ia merasa iba karena keempat kakak beradik itu harus berjuang bersama untuk hidup karena ditinggal almarhum kedua orangtua mereka.
"Semoga jadi orang sukses, sudah berjuang berat begini enggak ada emaknya enggak ada bapaknya, kasihan," ujar Ratini.
Putra berencana untuk terus berjualan cilok hingga dua orang adiknya besar dan bisa bersekolah dengan layak.
Bahkan, ia memiliki cita-cita bisa membeli rumah sendiri dari uang yang disisihkannya dari hasil berjualan cilok. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Putra, Bocah Yatim Piatu yang Hidupi Keluarga dengan Jualan Cilok