5 Warga Bima Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Bentrok dengan Polisi
Lima warga Bima, Nusa Tenggara Barat terluka setelah bentrok dengan aparat kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di jalan Lintas Pelabuhan Sape.
Editor: Dewi Agustina
Sementara tiga orang lainnya terpaksa dilarikan ke RSUD Bima karena diduga menderita luka tembak.
Hingga pukul 19.00 wita Jumat malam, situasi di lokasi bentrok dilaporkan sudah kondusif.
Sementara itu, Wakapolres Bima Kota, Kompol Yusuf Tauzir mengaku, polisi terpaksa membubarkan aksi unjuk rasa karena tak ada izin.
Namun, sebelum dibubarkan, pihaknya sudah melakukan pendekatan secara persuasif.
"Pembubaran itu dilakukan sebelumnya dengan imbauan karena unjuk rasa tak ada izin. Terlebih beberapa saat menjelang pembubaran, ada mobil ambulans rumah sakit. Agar tidak terjebak dalam kemacetan, tentu wajib kita berikan jalan demi kepentingan mengantar orang sakit," kata dia.
"Sehingga saya perintahkan anggota untuk membubarkan aksi dan saya yang pimpin pembubaran itu," tambahnya.
Yusuf juga tidak menampik ada lima warga terluka dalam insiden berlangsung. Termasuk korbannya adalah anak berusia lima tahun.
"Untuk orang yang luka di rumah sakit itu banyak yang terluka akibat lemparan batu dari massa unjuk rasa. Soal adanya dugaan penembakan dari peluru karet kami masih menunggu hasil pemerikasaan dokter," tuturnya.
Dikatakan Yusuf, biaya rumah sakit dan perawatan sejumlah warga korban bentrok akan ditanggung oleh Polres Bima.
"Dalam hal ini, kami tidak melihat siapa salah dan siapa yang benar, tapi sebagai bentuk tanggung jawab moral karena ada yang terluka, maka kami akan membantu biaya pengobatannya," ujar Yusuf. (Kompas.com/Syarifudin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bentrok Dengan Polisi, 5 Warga Bima Dilarikan ke Rumah Sakit"