Terkuak Motif Korban Bunuh Diri di Transmart Lampung, Cekcok dengan Kekasih
Teka-teki motif Tyas Sancana Ramadhan (21) bunuh diri di gedung Transmart Lampung mulai terkuak.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Lampung Beni Yulianto
TRIBUNNEWS.COM, JATI AGUNG - Teka-teki motif Tyas Sancana Ramadhan (21) bunuh diri di gedung Transmart Lampung mulai terkuak.
Dari informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, sebelum melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung, Tyas sempat cekcok dengan sang kekasih.
Sejumlah warga yang datang melayat menyebut, ketika itu Tyas sempat nonton di Bioskop CGV Transmart Lampung.
Namun, keduanya sempat cekcok.
"Berantem sama pacarnya. Orang pacarnya juga ada di sana. Mereka habis nonton bioskop," kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui di rumah duka, Jumat, 22 Februari 2019.
Dia menyebutkan, Tyas merupakan anak sulung dari empat bersaudara.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id hingga pukul 20.30 WIB, jenazah korban belum tiba di rumah duka, Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Meski begitu, rumah Tyas Sancana Ramadhan (21), korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung, sudah dipadati pelayat, Jumat, 22 Februari 2019 malam.
Selain kerabat dan tetangga, sejumlah rekan korban juga mendatangi rumah duka di Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, banyaknya jumlah pelayat membuat Jalan Airan Raya yang menjadi jalan utama menjadi macet.
Tampak pula, bendera kuning terpasang di pinggir jalan.
Ayah Korban Tegar
Keluarga Tyas Sancana Ramadhan (21), korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung, akhirnya tiba di RSUAM, Jumat, 22 Februari 2019 malam.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, ayah korban yang diketahui bernama Asnawi itu tampak tegar.
Meski begitu, raut sedih terlihat jelas di wajahnya.
Saat Tribunlampung.co.id berusaha mendekat untuk meminta komentarnya, Asnawi menolak dengan halus.
"Saat ini saya masih tegar. Tapi, mohon maaf sebelumnya, kalau saya banyak ditanya saya malah (bersedih)," jawab Asnawi.
Meski demikian, Asnawi sempat bercakap-cakap dengan seorang pria yang diduga perwakilan dari Itera.
Dalam pembicaraan tersebut, Asnawi mengaku masih bingung dan shock atas kejadian ini.
"Saya bingung juga. Tahu setelah dikasih kabar sama orang yang sewa ruko saya," ungkap Asnawi dalam percakapan tersebut.
Asnawi mengatakan, tidak ada perilaku atau hal yang aneh yang terlihat pada diri anaknya.
Bahkan, korban sempat pamit sebelum pergi kuliah tadi pagi.
"Terakhir ketemu tadi jam 9 atau 10-an. Biasa aja. Dia pamit mau kuliah. Salaman sama keluarga, lagi kumpul. Mbah, saya kuliah dulu," beber Asnawi.
Menurut Asnawi, biasanya Tyas pulang kuliah tepat waktu.
Namun, kali ini sampai pukul 16.00 wib tidak ada kabar.
"Jam empat sore gak ada kabar. Saya pikir di rumah teman," katanya.
Namun saat pria yang tak diketahui identitasnya bertanya apakah Tyas mempunyai masalah, Asnawi tidak tahu.
"Saya juga bingung. Gak tahu kalau ada masalah. Gak tahu kalau di kampus atau hal kuliah juga," imbuh Asnawi.
Anak Kades Way Huwi
Tyas Sancana Ramadhan (21), korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung, dipastikan sebagai mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera).
Hal itu dikatakan seorang rekan kuliah korban saat mendatangi RSUAM, Jumat, 22 Februari 2019 petang.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, belasan rekan Tyas Sancana Ramadhan terlihat berkumpul di depan Kamar Jenazah RSUAM.
Yoga, salah satu rekan korban, membenarkan bahwa Tyas adalah mahasiswa Itera.
Tyas tercatat sebagai mahasiswa prodi Geofisika Itera semester enam.
"Dia alumni SMAN 5 Bandar Lampung, dan sekarang mahasiswa Itera," ungkap Yoga.
Yoga mengaku kali terakhir bertemu korban di kampus seminggu lalu.
"Saya ketemu seminggu lalu," ujarnya.
Yoga mengungkapkan, pada semester ini korban jarang masuk kuliah.
"Dia jarang ke kampus," katanya.
Soal motif korban bunuh diri, Yoga mengaku tidak tahu.
Ia juga tidak tahu apakah korban mempunyai masalah berat sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
"Dia gak pernah cerita apa-apa. Tahu-tahu ada kejadian ini. Saya kaget juga," imbuh Yoga.
Tyas tercatat sebagai warga Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Dari informasi yang diperoleh, Tyas adalah anak seorang mantan kepala Desa Way Huwi.
Yoga juga membenarkan bahwa Tyas adalah anak dari mantan Kades Way Huwi.
"Iya, dia anak mantan lurah Way Huwi," tandasnya.
Kepastian korban merupakan mahasiswa Itera juga diutarakan Hisni Ashri, mahasiswi prodi Arsitektur Itera.
Dia mengatakan, Tyas Sancana Ramadhan adalah mahasiwa semester enam Itera.
"Saya sempet mengenal karena teman seangkatan, cuma beda jurusan. Di grup TPB (Tahap Persiapan Bersama) 9 Mahasiswa Itera, rame soal info Tyas bunuh diri," ungkap warga Natar, Lampung Selatan ini, Jumat, 22 Februari 2019.
Menurut Hisni, Tyas tergolong pendiam.
"Sosoknya pendiam sih, nggak terlalu mencolok. Dulu pas semester satu dan dua masuknya (kuliah) jarang-jarang," bebernya.
Lompat dari Ketinggian 40 Meter
Identitas korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung sudah diketahui.
Dia adalah Tyas Sancana Ramadhan (21).
Kapolsek Sukarame Kompol Mulyadi mengatakan, korban merupakan warga Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
"Korban bernama Tyas Sancana Ramadhan, warga Way Huwi," kata Mulyadi, Jumat, 22 Februari 2019.
Mulyadi menuturkan, korban diketahui sudah berada di atas gedung Transmart Lampung sekitar pukul 15.30 WIB.
"Jadi korban lompat dari atas gedung setinggi 40 meter," timpalnya.
Peristiwa bunuh diri menggegerkan pusat perbelanjaan Transmart Lampung, Way Halim, Bandar Lampung, Jumat, 23 Februari 2019 sore.
Saksi mata Zaenal (50), warga Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, mengaku sempat menghalangi korban melompat dari atas gedung.
"Saya kebetulan sedang lewat di Jalan Arif Rahman Hakim. Lihat ada orang di atas atap gedung Transmart. Saya langsung berhenti dan parkir di depan Transmart," ujar Zaenal.
Melihat pemandangan itu, Zaenal tergerak untuk melarang korban melompat.
"Saya turun dan lari ke halaman Transmart, mau nangkap," katanya.
"Posisinya dia sudah berdiri dan kakinya sudah setengah dinding," imbuhnya.
Zaenal pun mengaku begitu sekitar lima menit korban yang diketahui seorang pria langsung melompat.
"Niat mau nangkap gak jadi. Malah saya yang jadi korban. Saya langsung berbalik," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.