Investor Hongkong Berminat Bangun Smart City di Kutai Kartanegara
Di kota mandiri itu akan dibangun berbagai fasilitas mulai dari rumah sakit, sekolah, kampus, pabrik, jalan, perumahan, hingga dermaga pelabuhan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, KUTAI - UN World Global Village Limited, perusahaan asal Hongkong yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia menawarkan kerja sama membangun smart city di Kawasan Kutai Kartanegara.
President UN World Global, Lu Jin Ping memilih Kukar karena memiliki potensi untuk dibangun smart city yang berwawasan IT (Ilmu Teknologi) yang tidak merusak alam.
"Jika di Kukar sudah dibangun, saya berharap bisa dibangun smart city lainnya di Kalimantan ini,” kata Lu di depan Bupati Kukar Edy Damansyah, kepala dinas dan para asisten di Kantor Bupati Kukar, Kalimantan Timur, Senin (25/2/2019).
Lu menjelaskan, di kota mandiri itu akan dibangun berbagai fasilitas mulai dari rumah sakit, sekolah, kampus, pabrik, jalan, perumahan, hingga dermaga pelabuhan untuk arus transportasi laut.
“Kami berharap kota mandiri itu dibangun di kawasan pesisir karena ilmuwan kami akan membangun listrik dari energi air laut,” kata Lu.
Untuk pengembangan kota Mandiri ini, dibutuhkan lahan antara 300 hingga 500 hektar.
Pembangunan itu akan melibatkan masyarakat setempat dan para ilmuwan dari luar negeri yang akan membagikan ilmunya kepada masyarakat.
Baca: Gandeng Perusahaan Hongkong, MD Ritel Utama Rambah Bisnis Cafe
Lu menjelaskan, UN World Global Village Limited adalah perusahaan multi international, yang berkantor pusat di Hongkong.
Selama ini mereka sudah membangun smart city di Amerika, Eropa dan beberapa negara Asia.
“Di Malaysia sedang dibangun smart city di Kawasan Long Palai senilai US$ 500 miliar,” ujarnya.
Bupati Kutai Kartanegara Edy Damansyah menyatakan, menyambut baik semua pihak yang ingin membuka kerja sama di Kukar.
Selama ini banyak pihak dari perusahaan baik itu, PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMN (Penanaman Modal Nasional) yang sudah berinvestasi di Kukar, baik itu sector migas, batu bara, perkebunan kelapa sawit, karet dan kehutanan.
Edy menjelaskan, masih ada beberapa potensi di Kukar yang menjadi unggulan, antar alain di sector perikanan, kemaritiman, yang belum dikelola dengan baik.
Dan belum ada pihak-pihak yang serius yang mau berinvestasi dibidang-bidang tersebut.
“Selama ini kami sering menerima kunjung dari Tiongkok, mengatasnamakan BUMN China, setelah presentasi tidak ada follow up-nya. Kami berharap yang ini bisa mewujudkan investasinya. Karena pada dasarnya kami terbuka setiap investasi di Kukar,” kata Edy.
Menurut dia, Kukar termasuk dalam 100 kabupaten di Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk membangun smart city. Kukar sedang berusaha mewujudkan sistem pemerintahan yang berbasis IT atau pelayanan masyarakat dengan IT.
“Namun kami berharap setiap PMA yang ingin berinvestasi di Kukar mengikuti prosedur dan aturan yang ada di Indonesia. Pemerintah daerah memiliki keterbatasan kewenangan sehingga PMA juga harus mengurus persyaratannya di BKPM Pusat,” katanya.