Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaltara Ternyata Tak Aman Dari Gempa, Ini Prediksinya

Pada 21 Desember 2015 lalu gempa bumi menggetarkan Provinsi Kalimantan Utara dengan magnitudo 6,1 dengan episentrum di Tanah Lia

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kaltara Ternyata Tak Aman Dari Gempa, Ini Prediksinya
Tribun Kaltin
Ilustrasi: Penghuni Swissbell Hotel Kota Tarakan berkumpul di depan lobi hotel usai gempa menggetarkan Kota Tarakan, 21 Desember 2015 dinihari. 

Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Pulau Kalimantan sejauh ini dikenal sebagai daerah yang aman dari gempa bumi.

Namun hal tersebut terbantahkan dengan beberapa catatan gempa yang pernah terjadi dan terasa di pulau terbesar ketiga di dunia ini.

Pada 21 Desember 2015 lalu gempa bumi menggetarkan Provinsi Kalimantan Utara dengan magnitudo 6,1 dengan episentrum di Tanah Lia, Kabupaten Tana Tidung.

Ada tiga patahan aktif yang menyebabkan Kalimantan Utara rentan gempa bumi. Patahan tersebut ialah Patahan Mangkalihat dan Patahan Maratua yang terletak sekitar Pulau Tarakan. Kemudian Patahan Sampurna di utara Pulau Nunukan.

Baca: Kondisi Keuangan Ahmad Dhani Makin Menurun, Ini yang Dilakukan Mulan Jameela Bekerja Seorang Diri

Baca: Andi Arief Jalani Asesmen Enam Hari di Badan Narkotika Nasional

"Mengacu pada penelusuran geologi Kementerian ESDM, pergerakannya bisa 100 tahun. Catatan itu, diketahui Tarakan pernah terjadi Tsunami antara tahun 1920-1925," kata Zainuddin, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kalimantan Utara kepada Tribunkaltim.co, Selasa (5/3/2019).

Siklus seratus tahun ini kemungkinan dapat terjadi antara tahun 2020-2025.

Berita Rekomendasi

"Cuma kan kebencanaan ini berdasarkan prediksi. Karena kebencanaan ini tidak bisa langsung kita just, tidak," ujarnya.

ilustrasi bencana ilustrasi bnpb gempa bumi
Kendaraan BNPB beroperasi di Tanjung Selor beberapa waktu lalu.

Getaran gempa yang sering terasa di Kalimantan juga tidak terlepas dari gerakan patahan di Filipina, sistem sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah, dan aktivitas gunung api di Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.

Gerakan sesar Palu-Koro yang mengakibatkan bencana gempa bumi dan tsunami di Palu beberapa waktu lalu terasa sampai di Balikpapan dan Samarinda, Kalimantan Timur.

Zainuddin mengatakan, getaran tersebut terasa sampai di dua daerah itu karena magnitudo gempa berkisar 6-7 skala richter.

"Kalau Palu-Koro bergerak 8-9 skala richter akan terasa sampai di Kalimantan Utara," ujarnya.

Ancaman gunung api Sangihe Talaud Sulawesi Utara juga bisa berdampak bagi Kalimantan Utara, karena jaraknya yang dekat.

"Tetapi itu tergantung skala MMI-nya (modified mercalli intensity, satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi)," ujarnya.

Zainuddin menyimpulkan, Kalimantan Utara sejatinya tidak aman dari gempa bumi jika patahan-patahan lokal seperti patahan Mangkalihat, Maratua, dan Sampurna terus bergerak.

"Tetapi tidak megatruhst seperti di Jawa, Sumatera, Irian, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Kalau di Kalimantan palingan kecil saja," ujarnya. (Wil)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas