Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebun Binatang Surabaya Berhasil Tetaskan 74 Anakan Komodo, Sukses Terbesar

Seorang pria paruh baya terlihat paling teliti memperhatikan 74 anakan komodo, di ruang nursery bayi satwa, Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kebun Binatang Surabaya Berhasil Tetaskan 74 Anakan Komodo, Sukses Terbesar
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
ANAKAN KOMODO KBS - Sejumlah anakan komodo (Varanus Komodoensis) berada dalam kandang di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa (5/3). Sebanyak 74 anakan komodo tersebut lahir pada Januari sampai Februari 2019 yang berasal dari tujuh induk Komodo sehingga menambah koleksi Komodo di kebun binatang itu menjadi 142 ekor. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

"Telur yang rusak, retak, sedikit pecah mengeluarkan cairan. Nah cairan itu kalau terkena telur lainnya, bisa menyebabkan kerusakan."

"Sebenarnya kita sangat berat hati juga memusnahkannya, namun tidak ada pilihan lain. Nah untuk atur suhu dan kelembapan ruangan itu, keeper yang tahu detail," kata drh. Glen menambahi cerita Rukin.

Pemusnahan pun tak bisa sembarangan. Semua tercatat dan di bawah pantauan, serta keterlibatan semua stakeholder pihak KBS.

Menurut Rukin menetasnya 74 anakan komodo di KBS berkat kedisiplinan semua pihak, sekaligus jodoh baginya.

Berkali-kali Rukin membagi pengalaman breeding komodo kepada lembaga konservasi lain, namun mereka belum bisa mendapat hasil yang luar biasa.

"Jodoh - jodohan, tapi memang harus beri perhatian penuh," katanya lalu senyum.

Perhatian itu tak berhenti setelah telur-telur menetas. Rukin mengaku tugas barunya adalah menghitung berat, panjang ekor, lingkar dada, lingkar perut, ukuran kepala 74 anakan komodo setiap tiga bulan sekali. Satu per-satu untuk mengetahui perkembangan mereka.

Berita Rekomendasi

"Ya seperti anak bayi itu, ada jadwal rutin ukur tubuh," sergahnya lalu tertawa kecil, mengingat aktivitasnya seperti merawat bayi manusia pada umumnya.

Belum selesai, yang berkesan lainnya menjadi seorang Rukin, menurut keeper anakan hewan ini adalah saat saat memberikan makan 74 anakan komodo.

Mata tidak boleh terlepas memantau, komodo mana yang sudah dan belum mendapatkan makanan. Mengingat momen makan bersama ini diiringi saling rebut dan tumpuk.

"Sekali makan, kami (keeper) nggak boleh bergerak (lali mengawasi, red) harus sampai habis. Nanti yang belum dapat makan kami sisihkan, kasih makan sendiri, jumlah berat makanannya juga harus tahu, supaya rata. Kasih makannya satu minggu dua kali tiap Rabu dan Minggu," ceritanya antusias, menggambarkan bagaimana tugas keeper satwa harus jeli.

Kini 74 anakan komodo itu dalam keadaan sehat dan memiliki bobot sekitar 100 hingga 150 gram, bayi-bayi itu masih belum boleh keluar dari kandang nursery.


Mereka masih harus di bawah pengawasan keeper agar mendapatkan makanan dan sinar UVB cukup.

Satwa Bertambah Banyak

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas