Butuh Anggaran Rp 400 Juta, Bangkai Tanker MT Tabonganen Belum Bisa Dievakuasi
Andriansyah komitmen untuk menyelamatkan barang milik negara itu karena dinilai masih memiliki nilai ekonomis
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Batam Rachta Yahya
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sudah lebih satu bulan sejak tenggelam akibat cuaca di perairan Tanjungbalai Karimun pada 25 Januari lalu, bangkai kapal tanker MT Tabonganen 19, barang bukti Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Karimun, belum juga dievakuasi.
Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Tanjungbalai Karimun, Andriansyah mengatakan lambatnya evakuasi disebabkan tidak adanya anggaran.
Andriansyah menyebutkan angka Rp 400 juta untuk biaya proses evakuasi bangkai MT Tabonganen 19 dari dalam laut.
"Berdasarkan kalkulasi, setidaknya dibutuhkan Rp 400 juta. Saya saja kaget, ternyata mahal juga," kata Andriansyah.
Selama proses perencanaan, dana yang digunakan berasal dari dana pribadi karena sejauh ini belum ada anggaran dari negara.
Baca: Ratusan Penumpang Kapal yang akan ke Pulau Bawean Gresik Terlantar
"Kami (Kejari Karimun, red) memang tidak ada anggaran untuk itu, memang tidak dianggarkan," katanya.
Meski begitu, Andriansyah komitmen untuk menyelamatkan barang milik negara itu karena dinilai masih memiliki nilai ekonomis.
Ia menyebut saat ini tim penyelam masih bekerja untuk mengupayakan evakuasi bangkai kapal kasus penyelundupan minyak mentah atau crude oil sebanyak 1.115 Ton atau Kilo Liter atau setara 7.012, 58 barrel tanpa dilengkapi dokumen pelindung yang sah.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal tanker MT Tabonganen 19 GT 757 ditemukan karam di perairan depan Kota Tanjungbalai Karimun, Jumat (25/1) siang sekitar pukul 14.00 WIB.
Kondisi kapal tanker hanya meninggalkan bagian samping.
Sementara keseluruhan badan kapal lainnya sudah terbenam.
Di sekitar lokasi juga tercium bau minyak yang diduga kuat berasal dari kapal tanker MT Tabonganen GT 757 yang tenggelam itu.
Lokasi tenggelamnya berada di jalur pelayaran dan hanya berjarak sekitar 10 menit perjalanan laut menggunakan pompong mesin ketinting.
Bujang, saksi mata mengatakan, dirinya mendapati kapal tanker tersebut dalam posisi miring sejak Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Saat itu dirinya dalam perjalanan menjemput penumpang di Kolong, Kelurahan Sungai Lakam, Kecamatan Karimun.
"Pagi tadi saya lihat masih miring, sekitar pukul 10. Saya lagi jemput penumpang di Kolong. Tapi ada kawan bilang sudah mulai tenggelam sejak semalam (kemarin, red)," kata Bujang.
Bujang juga mengatakan, kapal tanker itu sudah cukup lama sekitar 2 tahun berada di lokasi tersebut
“Sudah lama, dua tahun ada lah. Kosong memang, orangnya tak ada,” kata Bujang.