Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mentan Amran Sulaiman Dorong Hilirisasi Industri Kakao dan Kopi di Luwu dan Toraja

Amran Sulaiman, mengatakan program peningkatan itu terus digencarkan, utamanya pada produk perkebunan petani di Luwu Raya dan Tana Toraja

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Mentan Amran Sulaiman Dorong Hilirisasi Industri Kakao dan Kopi di Luwu dan Toraja
Dok Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (11/3/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, LUWU - Salah satu sektor pertanian yang menjadi program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) adalah produk olahan perkebunan, juga rempah-rempahan.

Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus mendorong peningkatan produksi melalui program hilirisasi industri, termasuk memberi bantuan bibit, alsintan dan pendampingan bimbingan teknis.

Baca: Menteri Amran Dampingi Petani Tebu Bertemu Presiden Jokowi

Dalam kunjungannya ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengatakan program peningkatan itu terus digencarkan, utamanya pada produk perkebunan petani di Luwu Raya dan Tana Toraja.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke  ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (11/3/2019)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (11/3/2019) (Dok Kementerian Pertanian)

Menurut Amran, melalui program ini perkebunan seperti kakao dan kopi mampu dikelola secara baik, karena produk yang dijual petani tidak hanya dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan yang dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan bagi petani.

"Dengan begitu, diharapkan program ini ada adde value-nya (nilai tambah), bahkan bisa mencapai 1.000 persen," kata Amran dalam keterangan persnya pada Senin (11/3/2019).

Amran mengatakan, produk olahan Indonesia harus lebih baik dari produk negara-negara lain. Ia mencontohkan, jika berkunjung ke Singapura, maka orang akan bangga karena membawa oleh-oleh cokelat Silverqueen.

Padahal, kata dia, semua bahan baku pembuatan cokelat tersebut berasal dari Indonesia. Singapura, kata dia, tidak punya bahan baku cokelat satu batang pun.

Berita Rekomendasi

"Prosesing di sana harganya sekitar Rp 19.000- Rp 20.000, jadi naik 2.000 persen. Added value-nya ada di negara lain, harusnya prosesinya ada di bawah kakao ini. karena ini industri kecil, anggarannya sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliyar," katanya.

Menurut Amran, semua proses pengolahan ini harus bisa dibalik, karena Indonesia memiliki apa saja yang dibutuhkan.

Di Singapura misalnya, harga bahan dasar sekitar Rp 19.000 sampai Rp 20.000, namun bisa naik 2.000 persen. Sedangkan Added value-nya ada di negara lain.

"Harusnya prosesinya ada di bawah kebun kakao Luwu ini. Untuk itu, jika industri pengolahan ini dibangun di Luwu dan Palopo, semua orang akan menikmati Silverqueen yang segar atau tak ada pengawet. Jadi, Produk kita sendiri dan diolah oleh anak bangsa," katanya.

Sementara itu, Bupati Luwu, Basmi Mattayang menilai kebijakan dan program Kementan dalam mengembalikan kejayaan rempah, khususnya kakao dan kopi harus didukung oleh semua pihak.

Berdasarkan data BPS, sepanjang tahun 2018, produksi kakao menyentuh angka 24.260 ton, dengan luas lahan 35.311 hektare. Namun produktivitasnya semakin menurun karena umur tanaman yang sudah tua.

"Jika program ini jalan, kami yakin dapat meningkatkan pendapatan petani. Produktivitas naik dan ditambah lagi dengan dibangunya hilirisasi industri kakao dan kopi. Sebab ini menjadi masalah petani saat ini. Jadi kami sangat apresiasi program Kementan," katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke  ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (11/3/2019)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke ke Luwu dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (11/3/2019) (Dok Kementerian Pertanian)

Sekedar diketahui, di tahun 2019 Kementan menggelontarkan bantuan untuk Luwu Raya meliputi Kabupaten Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Timur sebanyak Rp 56,23 miliar.

Baca: Serius Optimasi Lahan Rawa Sulsel, Mentan Amran Kumpulkan 15 Ribu Petani

Bantuan itu berupa benih, alat mesin pertanian dan ternak. Khusus untuk Kabupaten, di tahun 2019 mendapat bantuan peremajaan kakao sebanyak 1 juta batang dan bantuan tambahan untuk Pemerintah Provinsi Selatan.

Sementara untuk bantuan peremajaan kopi di Tana Toraja mencapai 400 hektare dengan total nilai Rp 3,08 miliar. Adapun untuk Kabupaten Toraja Utara luasnya mencapai 300 hektare dengan total anggaran Rp 2,85 miliar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas