Ajaran Katimun Soal Kiamat di Ponorogo, Ini Tanggapan Muhammadiyah Setempat
Seorang warga telah menyebarkan isu kiamat kepada warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan dari rumah ke rumah.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Seorang warga telah menyebarkan isu kiamat kepada warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan dari rumah ke rumah.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengungkapkan identitas penyebar isu kiamat bernama Katimun. Katimun merupakan warga Desa Watu Bonang.
Dua bulan lalu, kata Bupati Ipong Muchlissoni, Katimun pulang dari menimba ilmu. Setibanya di desa tersebut, dia memengaruhi warga dan menyebarkan ajaran tersebut.
Karena isu kiamat yang disampaikan oleh Katimun tersebut, warga Desa Watu Bonang pindah ke Kasembon, Kabupaten Malang.
Kepada warga desa, kata Ipong, Katimun menyampaikan kepada warga kiamat sudah dekat.
Untuk itu jemaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat atau dibawa dan disebarkan di pondok.
Baca: Percaya Mau Kiamat, Warga Lakukan Eksodus Secara Sembunyi-sembunyi dari Kampung
"Mereka juga sampaikan kalau masuk ke jemaah ini, maka ketika dunia ini kiamat mereka tidak ikut kiamat," kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni saat dihubungi Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Rabu (13/3/2019).
Penyebar aliran itu juga menyatakan pada ramadhan yang akan datang akan ada huru-hara atau perang.
Untuk itu jemaah diminta membeli pedang kepada kiai seharga Rp 1 juta.
"Bila tidak membeli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah. Ini tidak masuk semua," kata Ipong.
Ipong mengatakan pengikut kiai asal Kasembon itu tidak hanya berasal dari Ponorogo saja.
Informasinya ada juga yang berasal dari berbagai kabupaten di Jawa Timur.
Ipong menambahkan saat ini 52 warganya itu sudah pindah ke pondok yang berada di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang sejak sebulan lalu.
"Tak hanya pindah, rumahnya juga sudah dijual tetapi ada yang belum laku," kata Ipong.