Ini Pesan Menyentuh PM Selandia Baru untuk Korban Teror di Masjid Christchurch
Sebuah pesan menyentuh ditorehkan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kepada korban tewas aksi teror penembakan di masjid Christchurh.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Sebuah pesan menyentuh ditorehkan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kepada korban tewas aksi teror penembakan di masjid Christchurh.
Ardern menuliskan pesan itu dalam buku ucapan belasungkawa di Wellington, sebagaimana dilaporkan New Zealand Herald Senin (18/3/2019).
"Kami, seluruh warga Selandia Baru, berduka bersama kalian. Kita adalah satu. Kalian adalah bagian dari kami. Tatau Tatau," demikian tulisan Ardern di buku itu.
Ardern menyatakan, saat ini dia mempertimbangkan peluang untuk mendeportasi teroris yang menyerang Masjid Al Noor dan Linwood Jumat (15/3/2019).
Brenton Tarrant, teroris yang melakukan penembakan itu, adalah warga negara Australia yang berdomisili di Dunedin sebelum tragedi itu terjadi.
Dalam konferensi pers, awak media sempat menanyakan kepada PM berusia 38 tahun tersebut apakah ada peluang untuk melakukan deportasi terhadap Tarrant.
Ardern menjawab masih terlalu dini untuk kemungkinan deportasi. Dia menyatakan Tarrant dikenai dakwaan melakukan serangan teror.
Dia mengharapkan dakwaan lain ketika Tarrant hadir di Pengadilan Tinggi pada 5 April mendatang.
"Namun bisa saya sampaikan, saya menerima berbagai pendapat," tegasnya.
PM perempuan termuda dunia itu menegaskan, dia tidak menolerir adanya aksi "kekerasan ekstrem" yang dilakukan di Selandia Baru.
Juru bicara Ardern mengatakan sang PM masih menimbang apakah bakal mendeportasi teroris berusia 28 tahun itu sebelum vonis dijatuhkan.
Tarrant yang dulunya personal trainer tersebut tidak membutuhkan visa untuk memasuki Selandia Baru karena dia berstatus warga Australia.
Ardern tidak menjelaskan berapa lama Tarrant tinggal di Negeri "Kiwi" itu. Namun dia berujar si teroris sering berkunjung secara "sporadis".
Sebelumnya, Tarrant yang mengenakan pakaian militer dan membawa senapan serbu serta shotgun menyerang jemaah Masjid Al Noor dan Linwood ketika Shalat Jumat.
Aksi pria yang mengaku dirinya adalah rasis itu menewaskan 50 orang, dan melukai 50 jemaah yang lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.