Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Buku Foto ‘Before Too Late’ dari Regina Safri, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan dan Satwa

Regina Safri, pengarang buku Before Too Late: Sumatera Forest Expedition ingin mengajak masyarakat lebih peduli lingkungan dan satwa

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Buku Foto ‘Before Too Late’ dari Regina Safri, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan dan Satwa
Tribunnews.com/Muhammad Nursina
Buku Foto Before Too Late dari Regina Safri, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan dan Satwa 

TRIBUNNEWS.COM - Pengarang muda, Regina Safri, baru saja menelurkan sebuah karya berupa buku foto kedua berjudul Before Too Late: Sumatera Forest Expedition.

Buku tentang lingkungan dan satwa di Sumatera itu terbit Februari 2019, selang beberapa tahun sebelumnya pada 2012 lahir buku berjudul Orangutan Rhyme & Blues, buku seputar kehidupan orang utan di pedalaman Kalimantan.

Tak jauh-jauh dengan rasa penasarannya dengan hutan dan satwa yang ada di Sumatera, buku kedua wanita yang akrab disapa Rere ini memulai proses penulisan pada 2012.

Regina Safri pengarang buku Before Too Late
Regina Safri pengarang buku Before Too Late

“Awalnya penasaran, kaya apasih hutan di Sumatera ?” tutur Regina, ditemui Tribunnews.com jelang acara diskusi buku Before Too Late di Bentara Budaya Yogyakarta pada Rabu (20/3/2019) siang.

Misinya sekaligus ingin mengkampanyekan sebuah gerakan peduli lingkungan melalui buku yang ia terbitkan.

Lebih sempurna dengan hasil jepretan wanita asal jakarta yang merupakan mantan pewarta foto Kantor Berita Antara itu.

Dari hasil perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 3,5 tahun, ia menerbitkan sebuah buku foto yang berjudul Before Too Late: Sumatera Forest Expedition.

Berita Rekomendasi

“Aku peduli, ingin berbagi cerita. Kayak apa sih hutan kita di Sumatera dari Aceh sampai Lampung saat ini ?," kata dia.

“Ih ternyata hutan kita udah mau abis ya, ih ternyata gajah dibiarin gini sepuluh tahun lagi mungkin tidak bisa melihat gajah lagi,” ucap Rere.

Kalimat tersebut terlontar dari mulut Rere setelah melihat sebuah kasus menyedihkan yang menimpa bayi gajah di Taman Nasional Way Kambas.

Bayi gajah yang bernama Erin ditemukan Ranger Way Kambas di hutan dalam kondisi sekarat yang ditinggal gerombolannya.

“Bayi gajah berumur 2 tahun yang ditemukan dalam kondisi belalainya buntung,” ungkapnya.

“Jadi si bayi gajah saat berjalan dengan gerombolannya melewati hutan terkena jebakan sling baja yang dipasang pemburu,” paparnya menceritakan.

Lanjutnya setelah mendapat info dari polisi hutan setempat, jebakan tersebut tidak hanya satu, bahkan hingga ratusan yang tersebar di berbagai lokasi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas