Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinkes Dairi Kehabisan Stok Vaksin Antirabies untuk Manusia

Ini disebabkan pasokan vaksin dari Dinkes Provinsi Sumut selalu tidak sesuai jumlah permintaan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dinkes Dairi Kehabisan Stok Vaksin Antirabies untuk Manusia
Tribun Bali/Dwi
Ilustrasi rabies 

Laporan Wartawan Tribun Medan Dohu Lase

TRIBUNNEWS.COM, DAIRI - Setiap 2017, kasus gigitan rabies di Kabupaten Dairi berjumlah telah menjangkiti 633 warga, sementara pada tahun 2018, sebanyak 507 warga.

Seluruh korban terpapar rabies pada tahun 2017 dan 2018 itu cepat menerima suntikan vaksin antirabies, sehingga tidak ada yang berakhir dengan meninggal dunia.

Sementara, untuk tahun ini, terlaporkan sudah ada 96 kasus gigitan, satu di antaranya meninggal dunia.

"Tiap tahun di Dairi ada kasus gigitan rabies. Di Sumut, Dairi masuk ke dalam 10 besar daerah terbanyak kasus gigitan rabies, karena memang populasi anjing di sini banyak," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Dairi dr Nitawati Sitohang didampingi sekretarisnya, Friss Turnip, saat ditemui, Jumat (22/3/2019).

Satu orang yang meninggal dunia pada tahun 2019 tersebut menolak divaksinasi dan memilih berobat secara tradisional.

Nitawati menjelaskan, anjing adalah satwa utama penular wabah rabies di Kabupaten Dairi.

Berita Rekomendasi

Anjing yang telah terinfeksi rabies umumnya berperilaku agresif.

Penularan terhadap manusia terjadi ketika anjing terinfeksi rabies menggigit dan air liurnya merasuk ke jaringan kulit yang luka akibat digigit.

Baca: Nyawa I Nengah Negeng Tak Tertolong Dua Bulan Setelah Digigit Anjing Rabies

"Bila seekor anjing suka menyerang orang, bahkan menyerang tuannya sendiri, maka besar kemungkinan anjing itu sedang terganggu kesehatannya. Di Sumut, kita menyebutnya Anjing Gila. Untuk itu, sebaiknya anjing dengan perilaku itu kita jauhi," tuturnya.

Dinkes Dairi saat ini tengah kehabisan stok vaksin antirabies untuk manusia karena pasokan vaksin dari Dinkes Provinsi Sumut selalu tidak sesuai jumlah permintaan pihaknya.

"Alasan Dinkes Sumut, jumlah vaksin yang mereka terima dari Kemenkes juga terbatas, sehingga mesti dijatah per kabupaten/kota. Padahal, jumlah kasus di daerah kita tinggi," beber Nita.

"Bukan juga kita enggak mau buat pengadaan, tetapi vaksin antirabies untuk manusia enggak tersedia di e-catalog," sambungnya.

Lebih jauh, dikatakan Nita, tanggung jawab penanggulangan rabies ini sebenarnya ada pada Dinas Pertanian dan Peternakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas