Suka Cita Petani Karet Sambut Bantuan Pemerintah
Petani karet di Sumatera Selatan brsuka cita menyambut bantuan dari Pemerintah yang akan mereka terima.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SEMBAWA - Petani karet di Sumatera Selatan bersuka cita menyambut bantuan dari Pemerintah yang akan mereka terima.
Sejumlah bantuan itu di antaranya pupuk, asam semut untuk membekukan bahan olahan karet (Bokar).
"Kami terima dengan senang hati. Memang itu yang kami harap-harapkan sebagai petani. Juga alhamdulillah kalau Pemerintah mau beli untuk bikin aspal karet," ujar Fauzul Azim, petani karet Desa Duren Daun Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (26/3/2019).
Fauzul dan petani di Desanya juga sudah menikmati harga jual karet yang cukup baik. Ini ia rasakan sejak Pemerintah menginisiasi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).
"Bagus sekali. Apalagi di Banyuasin sebagian petani sudah tergabung dalam UPPB. Dan yang pertama dibina di desa kami Duren Daun. Manfaatnya sekarang harga karet cukup baik, jauh bedanya," pungkas Fauzul yang juga Ketua UPPB Desa Duren Daun.
Di UPPB ia melanjutkan, para petani dibina agar bahan olahan karet bersih. Kalau dulu Bokar masih kotor, misalnya ada sampah-sampah bekas sesetan karet. Sekarang sudah bersih.
Meningkatkan kualitas karet kemudian mendongkrak harga karet petani anggota UPPB.
"Pembekunya kita diarahkan memakai asam semut. Kalau dulu kan cuka biasa, cuka obor. Pakai asam semut karet lebih elastis. Cuka obor kaku, getas, gampang pecah-pecah kalau karet ban," jelasnya.
Baca: Pendeta Perempuan Muda Diduga Diperkosa Lalu Dibunuh, Satu Pelajar Selamat
Setelah menggunakan asam semut Fauzul dan teman-temannya bisa menjual karet hingga seharga Rp 9.200,-/kg.
Disampaikan Langsung Presiden
Kabar berbagai bantuan yang akan diterima petani karet Sumatera Selatan, dibawa dan disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Sabtu (9/3/2019) lalu di hadapan ribuan petani.
Jokowi datang membawa solusi perbaikan harga karet yang belakangan turun. Di antaranya melakukan komunikasi dengan negara penghasil karet lainnya, Malaysia dan Thailand.
Didapat kesepakatan mengurangi volume ekspor, karena pasar telah jenuh hingga harga turun. Komunikasi ini segera memengaruhi harga karet.
Baca: Pendeta Perempuan Muda Melindawati Zidemi Tewas, 'Anak Itu Bilang, Tante Aku Diculik'
Di dalam negeri Presiden memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono agar menggunakan karet dalam campuran aspal.