2 Terduga Pembunuh Gadis Cantik Calon Pendeta Sempat Membantah Saat Ditangkap di Air Sugihan OKI
Kasus pemaksaan berhubungan badan dan pembunuhan terhadap calon pendeta muda menuai titik terang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kasus pemaksaan berhubungan badan dan pembunuhan terhadap calon pendeta muda menuai titik terang.
Pasalnya, polisi menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku pemaksa berhubungan badan dan pembunuhan terhadap calon pendeta muda Melinda Zidomi (MZ, 24).
Pemaksaan berhubungan badan dan pembunuhan terhadap calon pendeta muda MZ terjadi ketika dia pulang berbelanja bersama seorang muridnya, NP (9), dari Pasar Jeti, Sungai Baung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ( OKI), Senin (25/3/2019) sore.
Kapolres Ogan Komering Ilir AKBP Doni Eka Saputra mengatakan, keduanya ditangkap di kawasan Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Rabu (27/3/2019).
Saat ini, keduanya masih diperiksa oleh penyidik kepolisian.
"Ditangkap di Air Sugihan kemarin," kata Doni, melalui sambungan telepon kepada Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Kamis (28/3/2019).
Penangkapan itu setelah penyidik mendapatkan keterangan dari saksi yang merupakan masyarakat sekitar.
Dari sana petugas bergerak dan langsung menangkap pelaku.
"Sempat tidak mengaku, tapi masyarakat melihat pelaku ada di sana (lokasi kejadian)," ujar dia.
Dua identitas pelaku tersebut saat ini belum bisa diungkapkan oleh penyidik karena dalam tahap pemeriksaan.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara akan memberikan keterangan secara langsung terkait kasus tersebut.
"Besok pagi Kapolda yang rilis di Palembang. Nanti akan disampaikan Kapolda," ujar dia.
Jasad ditemukan ditutupi semak
Sebelumnya, Melinda Zidomi ditemukan tewas di Areal PT SPM Divisi 3 Blok F 19, Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugiham, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (26/3/2019).
Jasad Melinda ditemukan dalam tumpukan semak belukar dan batu. Diduga, pelaku pembunuhan terhadap calon pendeta cantik menutupi jasad Melinda.
Dugaan pemerkosaan sebelum pembunuhan semakin kuat karena polisi menemukan fakta-fakta kondisi korban.
Adapun peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Melinda Zidomi terjadi pada Senin (25/3/2019).
Seorang calon pendeta muda bernama Melinda Zidomi (24) dilaporkan tewas dengan kondisi mengenaskan oleh seorang bocah berusia 9 tahun, Selasa (26/3/2019).
Dia adalah Nita Pernawan. Bocah itu selamat dari pembegalan dan mengungkap kejadian tragis yang menewaskan Melinda Zidomi.
Diduga Melinda adalah Korban pemerkosaan dan pembegalan oleh dua orang pria yang tidak dikenal.
Dikutip dari Tribun Wow, saat kejadian korban diketahui bersama dengan seorang bocah perempuan yang berusia sekitar 9 tahun, bernama Nita Pernawan.
Nita Pernawan juga turut menjadi korban kekejaman dua pria tersebut namun bocah itu berhasil menyelamatkan diri.
Berdasarkan keterangan dari korban itulah, akhirnya kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh kedua pelaku terungkap.
Keterangan Nita disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, Selasa (26/3/2019).
Diketahui, aksi kejahatan yang dilakukan oleh pelaku bermula saat Nita dan korban Melinda sedang mengendarai sepeda motor Honda Revo Warna Hitam List Merah menuju ke Pasar Jeti sekitar pukul 17.00 WIB waktu setempat.
Tiba-tiba di tengah perjalanan, korban dihadang oleh dua orang pria yang menggunakan penutup kepala.
Dua pelaku tersebut memblokir jalan dengan menggunakan batang kayu balok.
Mengetahui hal tersebut, korban kemudian berhenti dan dua pelaku langsung menghampiri korban.
Kedua korban langsung diseret dan dibawa ke perkebunan sawit.
Di tempat itu korban langsung dicekik dan kedua tangan mereka diikat menggunakan karet bekas ban motor.
Beruntung, korban Nita yang masih berusia 9 tahun tersebut selamat dan bisa kabur dari areal perkebunan sawit.
"Korban atas nama Nita Pernawan (9) pingsan setelah dicekik oleh pelaku, tapi selamat setelah ditemukan warga. Kedua korban ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi masing-masing," ujar Supriadi.
Sementara itu, Dodi, warga yang sempat melihat korban sebelum kejadian menjelaskan bahwa korban bocah 9 tahun berlari dan melaporkan kejadian yang menimpanya pada warga.
"Si anak berhasil meloloskan diri dan melapor ke Divisi 4," kata Dodi Selasa (26/3/2019) dikutip dari TribunSumsel.com.
Dalam keterangannya, dijelaskan oleh korban bahwa dirinya dicegat oleh seseorang saat mengendarai sepeda motor bersama dengan Melinda.
"Si anak selamat dan berlari mengabari kalau ada yang mencegat," kata Dodi.
Mendapatkan kabar dari Nita, warga setempat kemudian mencari keberadaan korban seharian.
Sampai akhirnya korban ditemukan di semak-semak perkebunan, dalam kondisi tanpa busana.
"Sepeda motor dan barang-barang lainnya masih ada. Jenazahnya ditutupi semak dan kayu," kata Dodi.
Dilanjutkan oleh Kombes Pol Supriadi, korban Melinda yang merupakan seorang pendeta diduga diperkosa sebelum dibunuh lantaran saat ditemukan, korban dalam keadaan tanpa busana.
"Korban ditemukan dalam keadaan tidak menggunakan celana dan baju bagian atas terbuka. Dugaannya sempat diperkosa, tapi akan diperiksa lagi," kata Supriadi.
Warga Lihat Korban Sebelum Tewas
Dijelaskan oleh Dodi, sekitar pukul 16.00, Melinda datang ke Divisi 1 dari mess tempatnya tinggal.
"Jaraknya sekitar 2 kilometer. Dia datang mau ngurus gereja bersama anak kecil sekitar 11 tahun. Saat itu saya lihat sendiri mereka datang saat saya sedang bongkar bibit," katanya.
Semasa hidupnya, Melinda dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.
"Dia sering datang dan mengajak warga ngobrol dan bercerita. Pokoknya setahu saya sangat ramah dan peduli," kata Dodi.
Jasad korban dibawa ke kampung halaman
Jemaat Gereja Kristen Injil Indonesia (GKII) Jalan Urip Sumoharjo No 42, Sekojo Palembang menunggu jasad korban Melinda.
Namun rekan-rekan Melinda tidak ada satupun yang mau memberikan keterangan terkait insiden tersebut.
"Nanti sama pak Pendeta saya, kami takut salah pak, pak Pendeta sedang Urus petinya sekarang, dan mungkin langsung ke RS Bhayangkara," ungkap seorang wanita Selasa (26/3/2019).
Dijelaskan oleh dirinya, jasad korban akan diberkati sebelum dibawa ke kampung halamannya di Nias.
"Kami saat ini menanti kedatangan jenazah, rencana nanti akan diberkati dahulu baru dibawa pulang ke ke kampungnya Nias," jelas wanita tersebut.