Sang Ayah Sering Berlaku Kasar, Lima Barsaudara di Lampung Minggat Dari Rumah
Lima bocah ini berasal Kampung Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Lampung.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kasus yang dialami lima bersaudara ini patut menjadi perhatian semua pihak.
Di saat usia mereka harus menikmati kebersamaan dengan orang tua, justru yang terjadi sebaliknya.
Merasa tidak nyaman berada di rumah, 5 bersaudara kompak minggat dari rumah.
Lima bocah ini berasal Kampung Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Lampung.
Mereka pergi dari rumah sejak Selasa, 26 Maret 2019 lalu.
Alasannya, lima anak yang merupakan adik kakak itu merasa tertekan dengan perlakuan sang ayah yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Baca: Jepang Pernah Bebaskan 4 Teroris Ditukar dengan Dubes di Kuwait Beserta Staf Lain
Baca: Agen Beri Penjelasana Rumor Mamadou El Hadji Gabung Persija
Ayahnya kerap mengucapkan kata-kata tak pantas dan berbuat kasar kepada mereka.
Kelima anak itu adalah AL (16), siswa kelas 2 SMK; RI (14), siswa kelas 1 SMP; YI (11), siswa kelas 5 SD; MNQ (9), siswa kelas 4 SD; dan AP (8), siswa kelas 2 SD.
Dari kelima anak itu, hanya AP yang laki-laki.
Bahkan, akibat perbuatan sang ayah, mereka tak ingin lagi kembali ke rumah.
AL saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Minggu, 31 Maret 2019, menjelaskan, aksi kabur dari rumah itu sudah lama ia rencanakan.
Namun, ada saja hal yang membuatnya selalu mengurungkan niatnya itu.
Namun, momentum yang ditunggunya pun tiba.
Niatnya kabur dari rumah semakin bulat saat sang ayah mengusirnya, Senin, 25 Maret 2019 lalu.
Karena masih ditahan sang adik, niat itu ia lakukan pada keesokan harinya.
"Bapak marah-marah dan ngusir saya. Hari itu saya disuruh masukin baju-baju ke tas. Diusir bapak. Tapi karena ditahan kakak, saya gak jadi (pergi). Tapi malamnya bapak marah lagi dan tetap mengusir saya," terang AL.
Karena sudah tak tahan, AL kemudian keluar dari rumah, Selasa pagi.
Mengetahui AL pergi, keempat adiknya ikut kabur.
Mereka takut tidak ada yang merawat jika AL pergi.
AL mengatakan, sang ayah kerap berkata kasar.
"Kalau sudah marah, semua bahasa kotor itu keluar. Terakhir kami diancam bapak dengan golok. Alasannya selalu nggak jelas. Tiba-tiba aja bapak sering marah. Lalu semua dimarahin dan diancam-ancam," bebernya.
Kondisi tersebut sudah lama terjadi.
Selain kepada anak-anaknya, Mn, ibu mereka, pun kerap mendapat perlakuan kasar dari sang ayah.
"Kalau ibu sudah sering banget digituin (mengalami kekerasan). Bahkan, bapak berbuat kasar kepada ibu ya di depan kami (anak-anak). Sudah lama kalau kasar. Mungkin sejak bapak dan ibu awal nikah dulu," imbuhnya.
Saat ini, kelima bocah bersaudara kandung itu berada di sekretariat Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah, Yukum Jaya
.Mereka menetap di sana atas saran sang ibu dan warga sekitar.
Perlakuan kasar Mj, ayah kelima anak itu, dibenerkan oleh para tetangga.
Apalagi semenjak sang istri pergi ke Cikampek, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Memang terkenal kasar orangnya. Di sini juga kerap berbuat onar. Kalau laporan istrinya, dia memang suka berbuat kasar (KDRT). Bahkan, anak-anaknya sering nangis tiap hari," kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Mengetahui tabiat Mj, warga juga menyarankan anak-anak keluar dari rumah itu.
Warga juga berharap pihak berwajib bisa menyelidiki kasus KDRT yang diduga dilakukan Mj.
Mj diketahui bekerja sebagai buruh lepas di sebuah perusahaan di Terbanggi Besar.
Namun, ia bekerja hanya saat ada panggilan dari perusahaan, yakni ketika musim tanam atau panen.
Berdasar keterangan warga, Mj dan Mn dikaruniai 10 anak.
Enam anak tinggal bersama mereka.
Sementara empat lainnya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah.
Berdasarkan keterangan, Mn saat ini berada di Cikampek, Jawa Barat, selama kurang lebih satu bulan terakhir untuk mengurus anaknya yang lain.
Bikin Onar di Kampung
Kepala Kampung Poncowati Gunawan Pakpahan mengaku kerap menerima keluhan dari Mn, ibu lima anak yang kabur dari rumahnya.
Menurutnya, Mn kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Mj.
Pria yang biasa disapa Gugun ini mengatakan, setidaknya Mn sudah mengalami dua kali KDRT pada awal tahun ini.
Gugun menyebutkan, Mn kerap mengalami kekerasan fisik maupun verbal.
"Sudah beberapa kali istrinya itu datang ke kantor (Kampung Poncowati). Dia bahkan sampai nangis-nangis supaya saya bisa menangani suaminya (Mj). Alasannya ya karena dia dan anak-anaknya kerap mendapatkan KDRT," kata Gugun.
Meski tidak menjelaskan kekerasan yang kerap dialami Mn dan anak-anaknya, menurut Gugun, Mj marah saja sudah membuat mereka sangat ketakutan.
"Saya sih sudah menyarankan kepada LPA supaya melaporkan kepada kepolisian untuk tangkap saja dia itu (Mj). Saya sudah gak bisa lagi kasih tahu. Jadi tangkap saja biar dia jera," ucap Gugun.
Gugun juga membenarkan Mj kerap berbuat onar di kampung, sehingga membuat warga kesal.
"Kalau saya sudah ceplas-ceplos saja ke dia. Jangan sampai perbuatannya membuat orang lain marah. Beberapa waktu lalu juga waktu di balai kampung dia pernah saya marahi karena onar," ujarnya.
Untuk pendidikan kelima anak MJ, Gugun menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak tempat mereka sekolah.
Kondisi yang dialami mereka pun diketahui pihak sekolah.
Menurutnya, ia akan mengawal proses belajar mengajar kelima anak tersebut.
Gugun tak ingin kondisi yang mereka alami di rumahnya dapat mengganggu pendidikan.
"Saya sudah telepon juga ibunya di Jawa (Cikampek) soal kondisi anak-anaknya. Ibunya mengatakan supaya kelima anaknya dititipkan terlebih dahulu ke LPA," ujarnya.
Gugun menjelaskan, Mn pergi ke Cikampek untuk menemani anaknya yang sedang dalam masa persalinan.
(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul 5 Bersaudara di Lamteng Kompak Kabur dari Rumah, Terungkap Tabiat Buruk Sang Ayah,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.