Curhatan Siswa Berkebutuhan Khusus Ikut UN, Banyak Soal Bertele-tele hingga Bahas Cita-cita
Siswa berkebutuhan khusus yang ikut UN di SLB Negeri 2 Denpasar menceritakan soal ujian yang bertele-tele hingga membahas cita-cita.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ada riuh di tengah keheningan, seperti itulah gambaran suasana di sebuah kantin SLB Negeri 2 Denpasar.
Tak langsung memilih pulang, setidaknya ada sekitar 13 siswa SMA kelas 3 berkebutuhan khusus tengah asyik menikmati jajanan kantin sekolah.
Di tengah keheningan, mereka nampak berbincang satu sama lain menggunakan bahasa isyarat setelah mengikuti UN tingkat SMA/SMK hari kedua.
Ada beberapa siswa SLB Negeri 2 Denpasar lainnya yang juga ikut bercengkrama di kantin sekolah.
Tribun-Bali.com berkesempatan berbincang dengan beberapa siswa penyandang tuna wicara dan tuna rungu tentang pelaksanaan UN yang sudah mereka ikuti.
Secarik kertas berisi beberapa pertanyaan Tribun-Bali.com sodorkan kepada para siswa tersebut.
Dengan menggunakan bahasa isyarat, seorang siswa, Ayu Komang Mahadewi menuturkan bahwa soal UN cukup sulit.
Khususnya soal Bahasa Indonesia dan mengaku kekurangan waktu mengerjakan.
"Iya. Susah. Hari ini Matematika. Kemarin Bahasa Indonesia. Saya kekurangan waktu saat menjawab soal UN. Soal Bahasa Indonesia gampang, tapi kalimatnya panjang dan susah sekali dipahami," jawabnya.